Republiknews.co.id

853.374 Pelaku UMKM Mikro di Sulsel Akses Kredit Modal Usaha

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sulselbar Moch. Muchlasin saat menerangkan kondisi industri jasa keuangan di Sulawesi Selatan, kemarin. (Dok. Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Sebanyak 853.374 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) khususnya sektor mikro di Sulawesi Selatan telah mengakses kredit modal usaha hingga Juni 2025. Nilai penyalurannya sekitar Rp34 triliun dengan share 55,30 persen

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sulselbar Moch. Muchlasin mengatakan, penyaluran kredit sektor UMKM di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan positif. Penyalurannya didominasi pada ke sektor usaha mikro atau dengan pengajuan kredit dibawah Rp1 miliar.

“Dari 917.957 debitur atau total UMKM yang ada, kredit usaha mikro memang mendominasi. Hal ini menandakan bahwa usaha mikro kita mendapatkan pembiayaan yang lebih besar daripada usaha kecil maupun menengah,” katanya, dalam keterangan resminya, kemarin.

Sementara, secara total penyaluran kredit UMKM di Sulawesi Selatan mencapai Rp61,62 triliun dengan share 37,53 persen dari penyaluran kredit pada bank umum (BU) sebesar Rp164,18 triliun. Pada penyaluran kredit UMKM di Sulawesi Selatan tercatat mengalami pertumbuhan sekitar 1,37 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

“Ada pertumbuhan meskipun melambat sebesar 1,37 persen, dimana Juni 2024 sebesar Rp60,72 triliun,” terangnya.

Kemudian, penyaluran kredit lainnya disusul ke sektor UMKM kecil sebesar Rp18,5 triliun dengan share 30,06 persen dan menjangkau 60.428 debitur. Selanjutnya, untuk sektor UMKM menengah ke 4.335 pelaku usaha (debitur) dengan total penyaluran sekitar Rp9 triliun atau share 14,63 persen.

Adapun jika dilihat secara pertumbuhan kredit UMKM sektor mikro tumbuh melambat sekitar 0,23 persen. Adapun penyaluran kredit yang mengalami pertumbuhan tinggi yakni di sektor usaha kecil sebesar 6,07 persen, sementara penyaluran kredit ke sektor usaha menengah mengalami penurunan atau terkontraksi -3,30 persen.

Sebelumnya, Muchlasin menerangkan, secara umum dari total penyaluran kredit Sulawesi Selatan sebesar Rp167,47 triliun sebanyak Rp90,04 triliun menjangkau sektor produktif atau sebesar 53,77 persen. Sedangkan, ke sektor konsumtif sebesar 46,23 persen atau Rp77,42 triliun.

“Hanya saja memang dari sisi pertumbuhan kredit yang ada saat ini didorong oleh kredit konsumtif yang tumbuh sebesar 7,66 persen,” katanya.

Sementara, secara Non Performing Loan (NPL) atau kinerja kredit macet kondisi NPL pada kredit produktif lebih besar (beresiko kredit macet), jika dibandingkan kredit konsumtif. Pada NPL kredit produktif sebesar 4,07 persen, dan NPL kredit konsumtif diangka 1,73 persen. Hal ini tentunya karena sasaran kredit keduanya berbeda.

“Kredit konsumtif pada umumnya adalah kredit potong gaji, tidak memiliki resiko seperti ASN dan karyawan yang mengakses kredit di perbankan. Sementara kredit produktif dimanfaatkan oleh pelaku industri, pelaku UMKM, dan perusahaan yang ada kemungkinan terjadi kredit macet,” terangnya.

Muchlasin mengaku, dalam upaya mendorong penyaluran kredit produktif, OJK Sulselbar saat ini telah menggodok Rencana Peraturan OJK (RPOJK) terkait akses pembiayaan untuk UMKM. Dalam arah kebijakan tersebut akan memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM.

“Kami harap kebijakan yang digodok ini akan memberikan dampak pada peningkatan sektor produktif. Ini sementara kami konsultasikan di DPR dan sekarang proses harmonisasi, semoga ini bisa segera rampung,” harapnya.

Exit mobile version