REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1426 H, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) semakin intensif dalam mengawasi dan mengendalikan harga bahan pokok.
Langkah ini diambil untuk memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga dan mencegah lonjakan harga yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi lokal.
Dalam High-Level Meeting (HLM) terbaru, TPID Kukar menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas harga pangan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono, menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan secara langsung dengan pengecekan di Pasar Mangkurawang serta melalui data yang dihimpun dari berbagai sumber, termasuk TPID Provinsi dan Bank Indonesia.
“Dari hasil pemantauan, beberapa komoditas mengalami fluktuasi harga cukup tinggi, terutama ayam potong, cabai, dan daging. Sementara itu, harga sayuran dan beras relatif stabil,” ungkapnya, Rabu (26/03/2025).
Menghadapi dinamika harga ini, TPID Kukar telah menerapkan strategi mitigasi risiko dengan memperkuat koordinasi lintas sektor. Salah satu langkah yang diambil adalah memastikan distribusi bahan pokok berjalan lancar, termasuk melalui komunikasi dengan pemerintah provinsi dan pelaku usaha.
Selain itu, TPID Kukar juga telah menugaskan pegawai di 12 dari 20 kecamatan untuk melakukan pemantauan harga secara harian. Jika ditemukan indikasi lonjakan harga di suatu wilayah, tim segera mengidentifikasi penyebabnya dan melakukan langkah mitigasi yang diperlukan.
“Ada sistem pelaporan harga di kecamatan-kecamatan. Jika ada lonjakan yang mencurigakan, kami bisa segera mencari solusinya agar tidak terjadi spekulasi liar,” jelasnya.
Selain memantau harga, TPID Kukar juga menggencarkan operasi pasar murah sebagai upaya stabilisasi harga. Program ini bertujuan untuk memberikan akses bahan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah yang rentan mengalami kenaikan harga.
Lebih dari sekadar mengendalikan inflasi, TPID Kukar juga memiliki visi jangka panjang untuk menjadikan wilayah ini sebagai pemasok utama bahan pokok di Kalimantan Timur (Kaltim).
Saat ini, Kukar sudah berkontribusi hingga 40 persen dalam memenuhi kebutuhan beras di Kaltim. Namun, masih terdapat tantangan yang harus diatasi, terutama terkait dengan distribusi dan infrastruktur.
Untuk itu, pemerintah daerah telah melakukan pemetaan wilayah pertanian potensial guna meningkatkan produksi pangan. Lima kecamatan telah ditetapkan sebagai zona pengembangan pertanian berbasis kawasan dengan target optimalisasi produksi hingga tahun 2026.
Di tengah potensi kenaikan harga, TPID Kukar mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying yang bisa memperburuk situasi. Konsumsi yang terukur dan sesuai kebutuhan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas pasar serta mencegah spekulasi harga oleh oknum pedagang.
“Harapan kami, masyarakat tetap berbelanja seperti biasa, tidak melakukan pembelian berlebihan. Dengan begitu, kita bisa mencegah lonjakan harga,” tutupnya.