Republiknews.co.id

Alih Fungsi Lahan Penyebap Banjir Bandang Masamba

REPUBLIKNEWS.CO.ID.JAKARTA — Banjir bandang di Masamba cukup parah kali ini. Alih fungsi lahan diduga menjadi penyebap utama becana alam itu.

Anggota Komisi IV DPR RI asal Sulsel, Andi Akmal Pasluddin mengatakan banjir bandang di Sulsel dalam beberapa waktu belakangan kerap terjadi. Sebelumnya juga terjadi di Bantaeng dan Jeneponto.

“Bencana ekologi seperti ini jadi ancaman kedepan. Saya kira pemda di Sulsel mesti waspada. Sudah sering terjadi,” kata Akmal Pasluddin. Rabu (15/07/2020)

Akmal menuturkan banjir bandang yang terjadi sangat besar indikasinya karena alih fungsi lahan. Selain itu, hulu hutan juga gundul karena akibat pembalakan.

“Kami akan cek apakah kasus di Masamba ini sama. Namun kalau melihat area yang terdampak, ada potensi memang ada alih fungsi lahan,” ungkapnya.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) KemenPUPR, Adenan Rasyid menuturkan pihaknya akan meninjau kondisi faktual di lokasi bencana. Dia pernah meninjau kondisi sungai Rongkong bulan lalu. Perlu memang ada penanganan komprehensif di bagian hulu sungai.

“Perlu tata guna lahan. Termasuk mengontrol galian C,” bebernya.

Khusus banjir bandang yang terjadi, pihaknya belum mendapat penyebab pasti. Namun kuat dugaan awal, curah hujan yang ekstrem menjadi penyebab. Ini diperparah perubahan tutupan lahan di bagian hulu sungai.

“Ini masih dugaan kami. Akan kami cek ulang di lapangan nanti. Setelah tahu penyebabnya, baru akan ditentukan rencana penanganannya bagaimana dan oleh siapa,” jelasnya.

Diakuinya, meskipun wilayah sungai menjadi tanggung jawab namun sedimentasi atau pendangkalan di sungai terjadi karena suplai sedimen dari aktivitas di hulu. Sehingga, upaya pengerukan atau pelebaran sungai akan sia-sia bila tidak ada pengendalian aktivitas di hulu sungai.

“Tidak akan optimal misalnya pengerukan sungai bila sedimen dari hulu terus terjadi. Apalagi bila volume sedimen yang masuk ke sungai cukup besar tiap tahun,” jelasnya.

Kata dia, memang ada rencana membangun bendungan Rongkong. Program ini sebagai salah satu upaya untuk menekan atau mengendalikan banjir. Namun saat ini prosesnya masih di Kementerian.

“Ada rencana membangun bendungan. Tetapi saat ini masih pelaksanaan desain, penyusunan amdal dan sebagainya,” tukasnya.

Terpisah, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah yang sementara di Jakarta terus memantau perkembangan penanganan bencana banjir bandang di Masamba, Lutra. Pihaknya juga langsung mengirimkan bantuan ke lokasi banjir.

“Kita turut berbelasungkawa atas kejadian ini. Musibah banjir yang menelan korban jiwa ini duka kita bersama,” bebernya.

Pemprov sudah melakukan langkah penanganan bersama Pemkab Luwu Utara. Nurdin sudah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel untuk memberikan bantuan. Segera bergerak terutama untuk penyediaan air bersih dan dapur umum.

“Pemerintah setempat melaporkan sudah menyiapkan lokasi pengungsian. Baik di Kantor DPRD, Kantor Bupati dan jika ada yang mengalami masalah kesehatan ditangani di rumah sakit,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa telah berkomunikasi dengan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani melalui sambungan telepon. Nurdin menyebut akan meninjau juga nanti kondisi. Terutama dukungan untuk bisa segera rekonstruksi titik-titik yang mengalami kerusakan.

“Sudah ada komunikasi. Sekarang di Masamba ini sinyal lemah dan ini menghambat kita berkomunikasi, tetapi semalam Ibu Bupati sudah menyampaikan kondisi yang ada,” jelasnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Ni’mal Lahamang menuturkan bahwa bantuan telah dikirimkan dan Tim Reaksi Cepat BPBD Sulsel sudah menuju Masamba sejak pagi.

“BPBD Sulsel sudah membawa bantuan ke Masamba, serta membawa satu unit mobil tangki terkait penanganan pembersihan pasca banjir bandang,” sebutnya.

Adapun bantuan logistik awal yang disalurkan seperti sembako sebanyak 50 paket, makan siap saji 120 paket, shelter 20 paket, hyginies kit 20 paket.(*)

Exit mobile version