Apolo Safanpo Sikapi Aspirasi Pembentukan Kabupaten Muara Digoel

Apolo Safanpo Sikapi Aspirasi Pembentukan Kabupaten Muara Digoel

REPUBLIKNEWS.CO.ID, BADE – Pj Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo, menyikapi positif hal pembentukan Kabupaten Muara Digoel menjadi kabupaten baru di Provinsi Papua Selatan ketika beranjangsana dengan masyarakat di Bade, Kamis (14/12/2023).

Aspirasi ini merupakan sebuah kerinduan warga masyarakat Bade Distrik Edera Kabupaten Mappi yang sudah diwacanakan sekian lama, sejak masih menjadi bagian dari Kabupaten Merauke beberapa dekade silam.

Usulan pembentukan Kabupaten Muara Digoel kembali disampaikan  oleh seorang Tokoh Perempuan Bade Maria Pesimu dalam dengar pendapat dengan Pj. Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo yang didampingi oleh anggota Badan Percepatan Pembangunan (B2P) Provinsi Papua Selatan dan dipandu oleh Pj. Bupati Mappi Michael R. Gomar.

Menurut Maria Pesimu, dengan adanya kabupaten baru Muara Digoel dapat memperpendek rentan kendali pemerintahan dan membuka keterisolasian. Dia mengungkapkan bahwa masyarakat di Bade Distrik Edera Kabupaten Mappi merasa kesulitan perihal segala urusan ke tingkat kabupaten mengingat medan dan topografis yang sangat sulit dan memakan biaya jika harus ke Kepi ibukota Kabupaten Mappi.

“Bapak Pj. Gubernur, kami minta dapur sendiri, sehingga kami tidak harus jalan jauh-jauh ke Kepi dan waktu satu minggu tidak cukup hanya untuk keperluan dan urusan dengan administrasi dengan kabupaten. Jadi kami minta dapur sendiri, punya rumah tangga sendiri artinya kabupaten sendiri,” tandas Maria dalam usulan yang disambut tepuk riuh warga Bade.

Menanggapi usulan terkait pembentukan Kabupaten Muara Digoel, Pj. Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo mengakui bahwa usulan itu memang sudah lama diwacanakan bahkan diperjuangkan oleh para pendahulu sebelumnya.

Menurut Safanpo, Distrik Edera yang beribukota di Bade merupakan distrik tua di Kabupaten Mappi, Distrik ini dahulunya menjadi bagian dari Kabupaten Merauke dan menjadi salah satu kantor pembantu Bupati Merauke ketiga yang bertempat di Bade.

“Kantor Pembantu Bupati pertama itu di Tanah Merah, kedua di Agats dan ketiga di Bade. Mungkin ada yang masih ingat. Itu dipersiapkan menjadi embrio kota Kabupaten. Namun perkembangan selanjutnya kita sama-sama tahu setelah Merauke dimekarkan menjadi tiga kabupaten yakni Boven Digoel dengan ibukota Tanah Merah, Asmat dengan ibukota Agats dan Mappi dengan ibukota Kepi,” terang Apolo Safanpo.

Tahap kedua, kata Apolo, kurang lebih 10 tahun lalu Kabupaten Mappi pernah diusulkan untuk dimekarkan menjadi Kabupaten Muara Digoel dengan ibukota Bade, Admi Korbai dengan ibukota Senggo. Usulan itu sudah melewati semua tahapan, kajian akademis sudah dilalui dan pertimbangan DPR RI dan sudah masuk di Mendagri dan sudah ada Perpres.

“Namun bapak-ibu, tiba-tiba turun moratorium, yakni pembatasan oleh pemerintah pusat untuk menganalisis dan mengevaluasi Daerah Otonomi Baru (DOB) yang sudah dimekarkan yakni kota, kabupaten dan provinsi dan sampai saat ini moratorium itu masih  berlangsung,” jelasnya.

Kendati demikian, lanjut  Apolo, usulan DOB di wilayah Provinsi Papua Selatan tetap menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah provinsi untuk melakukan pengecekan di pemerintah pusat.

“Tidak apa-apa usulan ini tetap kita terima. Kalau kita bikin usulan baru nanti mulai dari nol lagi. Nanti kita coba, Pemerintah Kabupaten Mappi dan Provinsi Papua Selatan kita bentuk tim. Kita juga minta Pak Yoseph Yolmen (anggota B2P) yang berkantor di Sekretariat Wapres ini untuk mengecek kita punya perkembangan usulan kabupaten sejauh mana.

“Awal bangun depan Pemerintah Kabupaten Mappi dan Pemerintah Provinsi Papua Selatan, kita bentuk tim asistensi yang bertugas untuk mengecek ke pemerintah pusat progress perkembangan kita punya usulan senior-senior kita dahulu sudah sejauh mana. Nanti setelah mereka pulang dan presentasi ke kita untuk kita ambil langkah-langkah selanjutnya,” pungkasnya. (*)

Penulis : Hendrik Resi