Republiknews.co.id

Bertambah 3, Kasus Positif Corona di Buton Tengah Jadi 18 Orang

Konferensi Pers Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buton Tengah, Sabtu (16/05/2020).

REPUBLIKNEWS.CO.ID, BUTON TENGAH – Berdasarkan laporan awal dari 160 penumpang kapal KM Nggapulu, orang tanpa gejala (OTG) Buton Tengah sudah jelas yang dilakukan pemeriksaan rapid test secara keseluruhan dari 160 didapatkan 24 yang reaktif.

“Dari 24 reaktif tersebut yang dilakukan sweb dari Provinsi Sultra sudah disampaikan hasilnya kemarin dan dari 20 orang itu positif 15 orang, kemudian ditambah lagi hari ini ada laporan 3 orang positif jadi dari 24 itu sudah ada laporan 23 masuk itu dengan positif 18 orang kata,” Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Buton Tengah, dr. Karyadi, melalui rilis konferansi persnya, Sabtu, (16/05/2020).

Adapun sebaran orang yang dinyatakan positif yaitu dari kecamatan Mawasangka Timur 2 orang, Mawasangka Tengah 10 orang, Mawasangka 4 orang dan Gu 2 orang.

“Kita menunggu lagi 1 yang belum disampaikan hasilnya kepada kami dari 24 itu baru 23 sampai hari ini positif 18 ada tambahan 3 dari kemarin, Tambahan tersebut kecamatan mawasangka tengah 2 orang dan mawasangka 1 orang” jelas dr. Karyadi.

Gugus tugas Buteng berencana akan melakukan rapid test untuk penumpang Kapal Dorolonda dan beberapa kapal yang baru tiba.

“Nanti kita sesuaikan dengan SOP untuk kita lakukan pemeriksaan, mudah-mudahan dengan adanya penjaringan yang kita lakukan sudah terpetakan dan dengan demikian penangananya akan selektif lagi dan yang kita khawatirkan ada OTG ternyata dia positif tapi tanpa terisolasi dia bisa menularkan kemasyarakat lainya. Karena tidak diperiksa,” jelasnya.

Dengan adanya pemeriksaan ini diharapkan untuk meminimalisir penyebaran yang lebih, untuk tindak lanjut penanganan pihak Gugus Tugas, sudah rapat dengan seluruh kepala Puskesmas dan seluruh dokter yang bertugas di Kabupaten Buton Tengah dengan dokter di rumah sakit disampaikan untuk tindak lanjut penanganan sesuai dengan SOP.

“Kalau untuk positif covid dengan tanpa gejala itu masih ditangani oleh pihak puskesmas, teknis ditingkat puskesmas itu nanti dibicarakan dengan aparat setempat jadi ini nanti masih kita upayakan apakah tetap selama ini seperti penanganan yang ada (karantina dirumah masing-masing) atau disatukan disatu tempat tertentu, apakah sekolah atau tempat lainya ini nanti akan ada pembicaraan lebih lanjut tentang itu dan itu untuk memudahkan,” ungkapnya.

“Sementara dilakukan telusur kontak dengan yang positif ini melalui petugas puskesmas-puskesmas jadi ini nanti kita tetap lakukan surfelensnya siapa siapa yang sempat kontak dengan petugas positif sebelum dinyatakan mereka positif itu dan yang pernah kontak akan dilakulan rapid test,” tambahnya.

“Atau surfeilens ulang kemudian pola karantina memang sebelum ditemukan sweb kemarin masih di karantina berdasarkan sebaran wilayah, jadi contoh di gu ditempatkan di balai desa dalam keadaan terkunci dana ada yang menjaga disana dan ditempat lain dirumahnya yang mungkin suami istri, pada intinya mereka masih dikarantina masing masing sebagian besar dirumahnya” jelasnya

SOPnya sesuai gejala harusnya di puskesmas  nanti sudah gejala sedang berat dan kritis baru dibawah dirumah sakit.

Kariadi menambahkan Sementara Data KM Dorolonda 115 orang di Buton Tengah dan akan diupayakan rapid tes. Semua menyebar di kecamatan, surfeilence sementara melacak keberadaan mereka untuk dilakukan rapid test.

“Menurt arahanya Bupati Buteng ditempatkam satu tempat apakah di sekolah atau lain-lain dan nanti termasuk kebutuhan makanan, semua nanti pemerintah. Jadi ini kita sudah hasil diskusi melihat ketersediaan sarana dan prasarana di masing-masing instansi baik di Puskesmas maupun di RSUD, Kalau kita bicara kurang memang tetap kurang tapi tetap kita upayakan bahwa ini semua bisa memenuhi semua protokol covid19, jadi memang dengan karantina masing-masing ini sebenarnya ada untung ruginya dari sisi kemudahan petugas atau hal hal lain termasuk dari sisi pemakaian APD,” ungkapnya.

Intinya pihaknya sudah melakukan rapat bersama antara semua petugas kesehatan yang telibat di buton tengah ini untuk mengantisipasi. Apapun keadaanya pemerintah akan lakukan upaya pengobatan trhdp mereka

“Jadi nanti ini yang sudah disweb dan dinyatakan positif akan dilakulan pemeriksaan lanjutan swebnya ini supaya nanti ada jangka waktu dia dinyatakan sembuh, kalau sudah dinyatakan 2 kali pemeriksaan negatif itu sudah dinyatakan sembuh” paparnya.

Gugus tugas juga terus koordinasi dengan pihak provinsi soal pemeriksaan lanjutanya.

“Untuk seluruh indonesia protapnya sama jadi memang disana diklasifikasikan, untuk orang tanpa gejala penangananya seperti apa itu semua sudah punya protap,” jelasnya.

Karantina mandiri dan pengawasanya dari puskesmas. Kalaupun nanti mungkin sesuatu dan lain hal misalnya positif tidak mampu menangani itu nanti akan koordinasi dengan pihak rumah sakit melalui gugus tugas apakah diserahkan kerumahsakit kemudian rumah sakit akan berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan apakah bisa ditangani rumah sakit buton tengah atau memang harus dirujuk, sudah ada SOPnya semua itu

“Kita berharap juga yang positif mudah mudahan cepat pulih dan tidak menimbulkan gejala yang memperburuk,” katanya.

Tapi intinya itu kalau sudah begini memang prioritas pertama adalah isolasinya karena kontaknya dengan orang luar akan banyak makanya memang tidak boleh lagi kontak sampai dinyatakan negatif.

“Laporan sampai saat ini mereka rata rata masih sehat (OTG) Biasanya begini kaitanya daya tubuhnyabyang bagus tapi kita tetap jaga supaya dia tidak kontak dengan orang lain, kita khawatirkan dia kontak dengan orang yang daya tahanbtubuhnyabtidak bagus jadi akan menimbulkan masalah baru,” ujarnya.

Kalau APD gugus tugas sudah melakukan evaluasi sampai kemarin, dengan adanya kasus baru positif baru terjadi kekurangan APD.

“Kita juga sudah mengusul di provinsi untuk permintaan bantuan kemarin sudah di kirim, kebetulan ketua gugus sekarang berada diprovinsi untuk menyampaikan itu, disamping itu masing masing dinas dalam artian rumah sakit dan dinas kesehatan juga mengadakan APD melalui proses pembelian atau pengadaan dan aini sementara dalam proses pemesanan dan tidak terkendala, mudah-mudahan pengiriman datang sesuai keperluan sebelum masa tanggap berakhir ” Harapnya

Soal Anggaran dalam gugus, kata dr. Kariadi diserahkan kepada dinas masing-masing proses untuk proposal anggaranya jadi untuk gugus itu mmferifikasi masing-masing dinas kemudian proses pembayaranya melalui keuangan jadi ini sebenarnya kalau teknisnya ini

“Kami sudah sepakat untuk menyampaikan tapi ternyata juga dari masing masing OPD belum bisa menyampaikan hasil realisasi anggaranya ke gugus sehingga belum bisa diumumkan. Tetapi dari gugus tetapi dari gugus menyampaikan anggaran itu harus sesuai peruntukanya dan pada saat pemeriksaan tidak ada yang terjadi indikasi kesalahan dalam proses pengadaan jadi memang semua harus serba berhati hati” Tutupnya
(Dzabur Al-Butuni)

Exit mobile version