BI Sulsel: Inflasi Terkendali Buat Masyarakat Sejahtera

BI Sulsel: Inflasi Terkendali Buat Masyarakat Sejahtera

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MALANG — Deputi Kepala KPw BI Sulsel, Wahyu Purnama A menilai terkendalinya inflasi akan berdampak pada penghematan masyarakat. Hal ini tentunya akan menyebabkan masyarakat lebih sejahtera.

Apalagi hal ini telah menjadi tugas bersama antara Bank Indonesia dengan pemerintah daerah dalam mengendalikan inflasi.

“Misalnya beras kalau ditekan harganya Rp1.000 rupiah saja per liter bayangkan penghematan pengeluaran masyarakat se-provinsi. Termasuk komoditas lainnya seperti cabai, dan lainnya,” katanya, di sela-sela Pelatihan Wartawan BI Sulsel, di Kota Malang, kemarin.

Pengendalian inflasi ini sangat erat berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak. Belum lagi jika berbicara pada sektor pertumbuhan ekonomi, kunci utama perwujudannya adalah melalui inflasi yang rendah dan stabil.

“Saat ini masih banyak kepala daerah dan masyarakat yang tidak paham apa peran inflasi,” ujarnya.

Padahal lanjutnya, inflasi jika tidak dikendalikan maka akan sangat merugikan negara. Ia mencontohkan pada 1998 terjadi inflasi yang tinggi mengakibatkan krisis moneter dan menghancurkan pondasi ekonomi negara.

“Inilah mengapa stabilitas inflasi penting sekali, dan harus menjadi perhatian bersama.

BI terus mendorong upaya stabilitas inflasi karena untuk mengendalikan suku bunga perbankan atau BI Rate. Di daerah, seperti di Sulsel, BI mengendalikan inflasi untuk stabilitas harga pangan, termasuk mendorong perkembangan ekonomi daerah melalui pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), ekonomi syariah, program syariah, dan lainnya.

“Termasuk juga membuat kajian sektor ekonomi yang banyak, dan ini menjadi rujukan berbagi pihak dalam rangka stabilitas ekonomi,” katanya.

Saat ini tugas BI Sulsel bukan hanya mengendalikan inflasi daerah, tetapi juga bagaimana mengembangkan ekonomi daerah, dan mendukung perkembangan ekonomi syariah.

“Peran kolaborasi juga sangat penting, termasuk dengan media. Sebab mereka (media) membantu memberikan informasi kepada pemerintah daerah, masyarakat terkait pengendalian inflasi, mengembangkan sistem pembayaran, dan lainnya,” terangnya.

Dalam kegiatan ini juga dilakukan pelatihan bagi para insan pers yang hadir dalam kegiatan.

Sejumlah materi diberikan dari para pembicara di bidangnya masing-masing. Antara lain, Peran BI dalam Menjaga Stabilitas Nilai Rupiah dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi Selatan yang disampaikan Ekonom Kelompok Perumusan KEKDA Provinsi BI Sulsel Fadhil Muhammad.

Kemudian Pengelolaan Perpustakaan Lontara Bank Indonesia Sulsel oleh Analis Yunior BI Sulsel Mardiana M. Kamarullah, dan Jurnalisme Berkualitas: Menegakkan Kemerdekaan Pers Menuju Kehidupan Masyarakat yang Demokratis dari Head of Economics and Business Desk Kompas Daily FX Laksana Agung Saputra.

Ekonom Kelompok Perumusan KEKDA Provinsi BI Sulsel Fadhil Muhammad mengungkapkan, inflasi dan nilai rupiah dipengaruhi berbagi faktor. Antara lain, tingkat output perekonomian, ketersediaan barang dan jasa, kebijakan uang luar negeri, dan lainnya.

“Jika nilai uang luar negeri naik maka akan mempengaruhi inflasi kita,” ujarnya dalam materinya.

Inflasi atau nilai rupiah sangat mempengaruhi banyak hal. Sehingga perlu sinergi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai rupiah tersebut.