REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan (BI Sulsel) memprediksikan di akhir tahun atau triwulan keempat (Q4) 2025 pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh 5,3 hingga 5,7 persen.
Sejumlah sektor pun dinilai dapat memacu peningkatan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun. Antara lain sektor pertanian, perdagangan, dan kontruksi. Termasuk sektor industri dan pertambangan.
“Jika dilihat empat sektor ini merupakan yang potensial untuk kita dorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan di akhir tahun. Khusunya pertanian yang memang mengambil kontribusi besar,” kata Kepala BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda, dalam Bincang Media “Outlook Perekonomian Sulawesi Selatan dan Arah Kebijakan Bank Indonesia”, di Goodfiles Makassar, Senin, (17/11/2025).
Ia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan di periode triwulan III 2025 mengalami peningkatan dari 4,94 persen menjadi 5,01 persen. Hanya saja, di tengah pertumbuhan tersebut kondisi peningkatannya dalam jumlah sedikit.
“Memang meningkat tapi sedikit. Tapi kami optimis di triwulan keempat 2025 atau akhir tahun ini akan naik lagi,” tegasnya.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi jika dilihat berdasarkan kinerja lapangan usaha yakni pertanian dengan pertumbuhan 5,32 persen dari periode sebelumnya (kuartal kedua) 205 sebesar 3,36 persen. Adapun capaian share di sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 24,55 persen.
Selanjutnya, sektor perdagangan dengan share 14,75 persen, kemudian sektor industri pengolahan dengan share 12,62 persen, dan sektor konstruksi dengan share 12,29 persen.
“Kami melihat sektor industri pertambangan juga memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan, hanya saja saat ini share-nya masih kecil yakni 4,28 persen,” ujar Rizki.
Rizki menilai, pertanian yang hingga saat ini masih menjadi sektor unggulan dalam memacu pertumbuhan ekonomi perlu diperkuat melalui peningkatan produktivitas. Olehnya, BI merekomendasikan agar lahan-lahan yang kosong dapat ditanami komoditas bawang, rica, dan tomat atau Barito.
“Upaya ini tentunya bertujuan agar inflasi di sektor hortikultura tidak mengalami kondisi naik turun juga setiap saat. Selain itu, menerapkan good agriculture practices. Termasuk juga menerapkan greenhouse, smart farming, dan lain sebagainya,” terangnya.
Lanjut Rizki, di wilayah Sulawesi, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan berada di tingkat pertama dengan share 2,23 persen, disusul Sulawesi Tengah sebesar 1,58 persen dengan pertumbuhan ekonomi 7,79 persen, dan Sulawesi Tenggara dengan share 0,7 persen dengan pertumbuhan ekonomi 5,65 persen. Adapun jika dilihat dari kontribusi lapangan usahanya didorong dari capaian sektor industri pengolahan.
“Secara spasial pertumbuhan ekonomi kita di Sulawesi menjadi tertinggi sebesar 5,84 persen di triwulan ketiga 2025. Capaian ini mengalahkan Pulau Jawa yang hanya 5,17 persen. Hanya saja memang Jawa dan Sumatera peningkatan pertumbuhannya cukup tinggi dibandingkan Sulawesi,” terangnya.
Adapun secara nasional pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan berada di peringkat 19. Sementara, di peringkat pertama yakni Provinsi Maluku Utara dengan capaian 39,10 persen, dan Provinsi Papua yang terkontraksi -16,11 persen.
