Republiknews.co.id

BUMDes Loa Sakoh Optimalkan Potensi Ekonomi Desa di Tengah Keterbatasan Modal

Kantor Desa Loa Sakoh. [IST]

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Loa Sakoh terus didorong sebagai motor penggerak ekonomi lokal sekaligus sarana membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Namun, upaya ini masih menghadapi tantangan besar, terutama terkait keterbatasan modal operasional.

Sekretaris Desa Loa Sakoh, Herdi, menjelaskan bahwa terdapat empat unit usaha yang saat ini dijalankan BUMDes, termasuk tiga unit baru yang telah resmi terdaftar melalui Nomor Induk Berusaha (NIB). Ketiganya meliputi perdagangan kebutuhan pokok, jasa bengkel, dan layanan pencucian kendaraan.

“Unit-unit ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus membangun pondasi ekonomi desa dari dalam,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).

Meski demikian, Herdi mengakui bahwa pengembangan usaha masih berjalan terbatas. Keterbatasan modal membuat BUMDes belum mampu menyediakan produk dan layanan secara lengkap sehingga daya tarik bagi konsumen belum maksimal.

“Kalau pilihan barang atau jasanya sedikit, masyarakat kurang tertarik. Tapi ketika lengkap, mereka akan datang dengan sendirinya,” jelasnya.

Selain unit usaha baru, BUMDes juga masih mengelola sarang burung walet yang telah berjalan sejak periode sebelumnya dan menjadi salah satu sumber pendapatan desa. Menurut Herdi, pengembangan usaha desa tidak hanya soal keuntungan, tetapi juga mengenai penciptaan ekosistem ekonomi yang melibatkan tenaga kerja dari warga setempat.

Namun, keterbatasan kapasitas pengurus dalam mengelola operasional secara profesional juga menjadi tantangan yang membutuhkan perhatian.

“Kami berharap ada dukungan modal dan pelatihan agar pengelolaan BUMDes bisa lebih maksimal dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tambahnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara, Arianto, mengapresiasi komitmen Desa Loa Sakoh dalam mengembangkan BUMDes. Ia menilai kreativitas pengelola dapat menjadi pendorong lahirnya potensi ekonomi baru, meski berada di tengah keterbatasan.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten akan terus memperkuat pendampingan serta meningkatkan kapasitas pengelola BUMDes agar usaha desa berjalan lebih profesional dan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar.

“BUMDes adalah motor ekonomi desa. Jika pengurusnya kreatif dan terus belajar, potensi desa bisa menjadi kekuatan ekonomi yang besar bagi masyarakat,” tutup Arianto.

Exit mobile version