REPUBLIKNEWS.CO.ID, LUWU UTARA – Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menegaskan bahwa Tim Reaksi Cepat (TRC) harus berperan penting dalam masa tanggap bencana atau pada saat terjadi bencana.
Hal ini penting, mengingat TRC fungsi utamanya melaksanakan tugas secara cepat dan tepat sesuai dengan perkembangan kondisi bencana yang terjadi, termasuk melakukan assessment.
Untuk itu, kata Indah, TRC harus dibekali kemampuan fisik yang mumpuni agar dapat melakukan tugasnya dengan baik dalam penanganan darurat kebencanaan.
“TRC itu butuh nyali, butuh sedikit nekat dalam tugasnya,” kata Indah saat membuka Pelatihan Pengembangan Kapasitas TRC-BPBD di Halaman Kantor BPBD Luwu Utara, Jumat (14/10/2022) lalu.
Orang nomor satu di Kabupaten Luwu Utara ini mengatakan bahwa pelatihan bagi TRC-BPBD ini menjadi sangat penting dalam rangka untuk meningkatkan indeks kapasitas daerah.
“Apa yang kita lakukan hari ini adalah investasi. Jadi, kita harap yang ikut pelatihan harus betul-betul aktif dan dapat mengimplementasikannya di lapangan,” tegas Indah.
“Sebanyak 70 peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah aset besar yang kita miliki. Olehnya itu, saya minta peserta yang dilatih ini harus dijaga dan dipastikan ia bisa berfungsi,” tegasnya lagi.
Pada kesempatan itu, bupati yang dijuluki perempuan tangguh Luwu Utara ini menyampaikan apresiasi kepada BPBD Luwu Utara dan seluruh jajaran atas terlaksananya kegiatan ini.
“Saya mengapresiasi apa yang kita lakukan hari ini dan berharap seluruh TRC-BPBD agar setelah mengikuti kegiatan ini memiliki kemampuan dan keberanian yang lebih,” harapnya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Muslim Muktar, menyebutkan 70 peserta ini terdiri dari 15 ASN dan 55 non ASN.
“Maksud dan tujuan pelatihan ini, agar personil yang tergabung dalam TRC dapat melaksanakan tugasnya secara cepat dan tepat saat dilakukan tanggap darurat bencana,” ucap Muslim.
Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari, yakni pada 14-16 Oktober 2022 di Halaman Kantor BPBD Luwu Utara. Adapun materinya diantaranya pelatihan teknis pertolongan di permukaan air (water rescue), teknik evakuasi titik rendah ke titik tinggi atau sebaliknya (vertical rescue), serta pengenalan dan simulasi. (*)