REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA – Kehadiran Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes dinilai menjadi ujung tombak pembangunan di desa. Karenanya pemerintah perlu melakukan berbagai upaya dalam mendorong peningkatan BUMDes.
Kepala Desa Jenetallasa, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Asrul mengatakan bahwa kehadiran BUMDes memang sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah. Apalagi kehadiran BUMDes di suatu desa sangatlah penting, sebab perannya untuk mewadahi masyarakat dengan pemerintah desa dalam mengelola unit usaha yang manfaatnya untuk kesejahteraan masyarakat di desa.
“Apalagi pemanfaatan BUMDes itu kan dirasakan langsung oleh masyarakat. Misalnya di BUMDes yang ada di desa kami yakni BUMDes Je’netaesa ini mempekerjakan sekitar puluhan orang, artinya kita memberikan lapangan pekerjaan kepada mereka,” katanya saat diwawancarai, Senin (31/10/2022) kemarin.
Kedepannya, pemerintah daerah melalui Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) agar terus melihat potensi-potensi yang ada di desa. Pasalnya tidak semua desa memiliki potensi yang sama, sehingga dalam membesarkan peran BUMDes ini memang diperlukan melihat potensi yang ada.
“Termasuk semua stakeholder agar bekerjasama dan saling membantu. Jadi ada banyak SKPD yang ikut ambil bagian di dalamnya, seperti dinas pariwisata, dinas pertanian dan dinas-dinas lainnya,” harap Asrul.
Menurutnya, keberadaan BUMDes Je’netaesa di Desa Jenetallasa, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa ini dibentuk dengan mengelola tiga unit usaha. Antara lain, pengelolaan sampah, mini market dan desa wisata Kampung Rewako Jenetallasa. Khusus untuk Kampung Rewako Jenetallasa ini awalnya dibentuk sebagai Kampung Tangguh melalui program Kapolri di tengah pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
Dengan dukungan seluruh pihak, Kampung Rewako Jenetallasa ini pun kemudian dibenahi dengan menyiapkan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Sehingga keberadaannya mampu menjadi tempat wisata dengan menjual pemandangan alamnya dan konsep agrowisata.
“Untuk menjadikan Kampung Rewako Jenetallasa ini sebagai desa wisata, maka dinilai perlu ada BUMDes sebagai pihak pengelola. Sehingga dari situlah kita masukkan ini menjadi bagian dari unit usaha BUMDes Je’netaesa. Adanya tempat wisata yang dikelola BUMDes kami tentunya kami berharap semakin bisa menaikan PAD desa,” katanya.
Asrul mengungkapkan, sebelum BUMDes Je’netaesa mengelola Kampung Rewako Jenetallasa, pihak Desa Sunggumanai telah mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Desa sekitar Rp50 juta pertahun. Sehingga, pihaknya berharap dengan keberadaan Kampung Rewako Jenetallasa ini mampu mendorong realisasi atau pencapaiannya seperti sebelumnya, bahkan lebih meningkat.
“Kalau PAD yang kami masukkan sebelum adanya Kampung Rewako Jenetallasa pada 2018 lalu, itu kami ada stor Rp50 juta per tahun. Hanya saja pada 2020-2021 karena pandemi, pencapaian kami itu jauh dari harapan, makanya tahun ini kami optimis bisa memberikan sumbangsih lagi ke PAD melampaui target, apalagi sudah ada Kampung Rewako ini,” ujarnya.
BUMDes Je’netaesa ini juga telah mendapatkan bantuan peningkatan pengelolaan untuk Kampung Rewako Jenetallasa sebesar Rp500 juta dari Kementrian Desa. Dana ini diberikan untuk pembangunan aula pertemuan dengan homestay berlantai dua. Pembangunannya pun ditargetkan rampung dan beroperasi pada akhir Desember 2022 mendatang.
“Indikator kami diberikan bantuan karena tercatat sebagai indeks desa membangunnya itu mandiri, belum lagi ada di dalam aplikasi desa wisata nusantara, dan menjadi satu-satunya dari 13 desa di Sulsel,” demikian Asrul. (*)
