REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Penyelenggara Beautiful Malino 2025 sebagai event wisata Kabupaten Gowa kali ini mengangkat tema “Colours of Culture”. Tema ini pun mengandung makna yang mendalam, salah satunya merepresentasikan keberagaman hingga beberapa unsur lainnya.
“Jadi dalam tema Beautiful Malino tahun ini kita mengangkat Colours of Culture, dimana mereprentasikan keberagaman, kekayaan, dan keindahan budaya dalam berbagai ekspresi seni,” ungkap, Direktur Double Helix (EO) Beautiful Malino 2025, Ichal Tawil, dalam keterangannya, kemarin.
Representasi keberagaman ini pun diwujudkan melalui berbagai kegiatan lewat tiga highlight. Pertama, culture area yang didalamnya mencakup art & culture, highland market, dan Malino magical forest. Kedua, camping area yakni summer camp.
“Adapun yang ketiga yakni colour area yang merupakan tempat daily dan entertainment,” ujarnya.
Selain itu pihaknya akan menghadirkan berbagai kegiatan yang berbeda dari tahun sebelumnya. Mulai dari permainan tradisional, pameran budaya, workshop bambu, Malino magical forest, cooking challenge, Malino fashion week, lomba menggambar, hingga story telling.
“Jadi cukup banyak yang berbeda namun kegiatan seperti music, kuliner, lari, trail adventure itu masih ada ditambah berbagai kegiatan tambahan diatas,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Andy Azis mengatakan, penyelenggara event wisata Beautiful Malino tahun ini akan kembali dilaksanakan selama lima hari mulai Rabu, 9 hingga 13 Juli 2025 mendatang, di Hutan Pinus Malino, Kecamatan Tinggimoncong.
“Alhamdulillah event Beautiful Malino akan kembali kita laksanakan pada Juli tahun ini, namun ada yang berbeda karena jika tahun-tahun sebelumnya dilakukan selama tiga hari, tahun ini dilaksanakan selama lima hari,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, Beautiful Malino mulai digagas sejak 2017 lalu pada Juli setiap tahunnya. Hanya saja sempat vakum saat pandemi Covid-19 melanda. Pada event ini mengangkat tema yang berbeda-beda setiap tahunnya.
“Event ini dipercaya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, khususnya di Kecamatan Tinggimoncong, Parigi dan Tombolopao. Sebab akan banyak masyarakat yang datang hingga menyewa penginapan sekaligus memperkenalkan potensi pariwisata yang daerah miliki,” terangnya.