REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Pihak Bank Indonesia (BI) berharap dan mendorong agar pihak perbankan bisa menyalurkan kredit sehingga perekonomian bisa tetap stabil.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesi, Juda Agung, mengatakan bahwa langkah ini sebagai salah satu cara dalam menghadapi ketidak pastian ekonomi global.
“Dengan langkah ini bank memiliki keleluasaan menyalurkan kredit pada masyarakat, sehingga perekonomian terus terjaga,” ujarnya, pada Seminar BI-ISEI-LPS yang mengusung tema ‘Sinergi Peran Strategis BI dan Lembaga Penjamin Simpanan sebagai Penjaga Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia’, di hotel The Rinra Makassar, Rabu (13/11/2019) kemarin.
Juda menjelaskan, kebijakan tersebut juga diikuti dengan penurunan giro wajib minimum untuk menambah likuiditas ke perekonomian.
Bank Indonesia penurunan suku bunga acuan BI empat kali berturut-turut sebagai salah satu upaya melonggarkan perekonomian nasional di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.
Disisi lain, berdasarkan survey BI, daya beli masyarakat hingga saat ini masih terjaga. Hal itu dapat dilihat dari konsumsi masyarakat masih diatas 5 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Hal itu merupakan bagian dari perilaku ekonomi (economic behaviour) yang selalu menjadi target survei BI secara rutin pada sejumlah dunia usaha, rumah tangga, perbankan dan sebagainya.
BI secara rutin melakukan survei kepada sejumlah dunia usaha, rumah tangga, perbankan dan sebagainya untuk melihat prilaku mereka, apakah dalam konteks pemberian kredit, ekspektasi konsumen terhadap perkembangan ekonomi ke depan, ekspektasi pembelian, jika ekspektasi perekonomian terindikasi melambat, maka diambil langkah-langkah mencegahnya. seminar ini sendiri diikuti kalangan dunia usaha dan pelaku ekonomi. (Muh. Ahmad)
