REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar Darwisman menilai, Sulawesi Selatan memiliki potensi besar dalam mengembangkan budidaya komoditas nanas madu. Salah satunya di wilayah Kabupaten Barru yang memiliki luas lahan sekitar 3.000 hektare (Ha).
“Saat ini budidaya nana madu telah kita kembangkan di Desa Jangan-Jangan, Barru pada 22 Maret 2024 lalu. Dari 3.000 Ha lahan yang ada, sudah sekitar 150 Ha sudah dikelola,” katanya, dalam keterangan resminya, Kamis, (19/12/2024).
Sebagai upaya agar ekosistem budidaya nanas madu ini dapat berkembang seperti budidaya pisang cavendish sebelumnya. OJK Sulselbar melalui kolaborasi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Barru akan terus mendorong peningkatan budidaya nanas madu oleh petani.
Bahkan, lanjut Darwisma, dalam upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangannya. Apalagi, saat ini OJK melalui kerjasama tersebut telah melakukan edukasi kepada petani untuk mendukung penyempurnaan ekosistem bisnis
“Termasuk nanti membangun ekosistem bisnisnya dari hulu ke hilir, ke off-taker dan lainnya. Ini harus kita dorong karena kami melihat produktivitas-nya tinggi, tidak kalah juga dengan pisang cavendish, apabila ada kepastian pasar dan sebagainya,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, tak hanya TPAKD Kabupaten Barru, OJK pada 26 Juli 2024 lalu OJK melaksanakan kegiatan
edukasi keuangan kepada petani Desa Jangan-Jangan. Tujuannya agar para petani semakin paham tentang akses keuangan yang benar dan seusai kebutuhan mereka.
“Hingga saat ini kami terus berupaya dalam penyempurnaan ekosistem bisnis budidaya, terutama terkait sisi pemasaran yang ditargetkan menembus pasar ritel modern,” tegas Darwisman.
Sebelumnya, pengembangan budidaya nanas madu tersebut terlebih dahulu dikembangkan di Desa Palippu, Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo oleh Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin pada Januari 2024.
Bahkan, Bahtiar dalam kesempatan tersebut mengatakan, pengembangan nanas madu di wilayah tersebut akan dijadikan sebagai desa percontohan pengembangan nanas di Sulawesi Selatan.
“Kalau soal menanam nanas di Palippu dan sekitarnya, ini sesuatu yang sudah lama dikuasai. Keluarga besar (petani) di Palippu itu sudah jagonya,” kata Bahtiar, dikutip sulselprov.go.id.
Bahtiar cukup terpukau dengan kualitas nanas madu yang menjadi ciri desa ini. Dimana, desa ini telah lama menghasilkan nanas. Selain rasanya yang manis, juga berukuran besar. Selain itu, juga terkenal dengan produk olahannya, yakni selai yang banyak digunakan untuk roti.
“Ini Palippu dari dulu saya kenal sebagai penghasil nanas, biasa kalau lewat kita singgah beli panreng (nanas). Ini juga setahu saya, masyarakat Wajo juga jadikan selai. Makanya dulu ada Roma (Roti Maros) selainya dari Wajo, dan itu dari Palippu,” ungkapnya.
Ia mengatakan, produksi nanas yang ada dulunya lebih banyak, dibandingkan saat ini. Sehingga, ia ingin ini agar dikembalikan. Nanas juga harus ditanam untuk kebutuhan produksi besar. Petani di sini menanam per hektar hanya 10.000 pohon, tetapi sebenarnya dapat ditingkatkan hingga 40.000 pohon.
“Saya mau kalau kita berkenan Desa Palippu menjadi desa percontohan Sulawesi Selatan untuk pengembangan budidaya nanas,” harapnya.
