Republiknews.co.id

Dekan FKG Unhas jadi Pembicara di Nepal

REPUBLIKNEWS.CO.ID, NEPAL — Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas) drg. Muhammad Ruslin, M.Kes., Ph.D., Sp.BM(K) menjadi pembicara pada “10th Joint Scientific Meeting of NAOMS and JSOMS and Annual Meeting of NAOMS”, Sabtu (01/02//2020).

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari yakni Jum’at (31/01/2020) hingga Sabtu (01/02/2020), di Chitwan, Nepal yang diselenggarakan oleh Nepalese Association of Oral and Maxillofacial Surgeons (NAOMS) bekerjasama dengan Japanese Society of Oral and Maxillofacial Surgeons (JSOMS).

drg. Ruslin menjadi pembicara pada hari kedua dengan topik “Maxillofacial Fractures on Motor Vehicle Accidents; epidemiology, diagnose and prevention”.

Dalam pemaparannya, drg. Ruslin mengatakan penyebab dari fraktur (patah/retak) daerah maksilofasial diantaranya karena kecelakaan lalu lintas, terjatuh, perkelahian, cedera saat olahraga atau cedera lainnya. Epidemiologi fraktur ini bervariasi tergantung pada letak geografis, status sosial ekonomi dan waktu dalam penelitian.

“Investigasi dari kecelakaan bermotor yang berhubungan dengan fraktur maksilofasial penting untuk diklarifikasi karena pasien dengan luka pada mulut dan maksilofasial biasanya mengalami cacat dan butuh perawatan jangka panjang”, lanjut drg. Ruslin.

“Ketika trauma maksilofasial terjadi, cedera yang paling banyak terjadi adalah cedera pada gigi dan wajah baik jaringan lunak maupun jaringan keras, serta paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja.
Hasil penelitian dari Andreasen dkk menemukan bahwa cedera permanen gigi depan 1 diantara 4 pada remaja dan 1 diantara 5 pada anak-anak, prevalensi cidera pada gigi ini bervariasi di tiap negara, hal ini sejalan dari hasil penelitian kami,” tambah drg. Ruslin.

“Di sisi lain, penelitian dari peningkatan Serum NSE kepada pasien yang mengalami fraktur maxillofasial berkelanjutan menunjukkan korelasi antara peningkatan dari Level NSE serum dan lokasi fraktur maxillofasial yang diamati. Sedangkan NSE SERUM dapat juga digunakan untuk mendeteksi cedera kepala yang terjadi kepada pasien fraktur maxillofasial pada wajah saja”, jelas drg. Ruslin.

“Selain dari cidera kepala, pasien yang terlibat kecelakaan lalu lintas ditemukan sebagian besar tidak menggunakan helm yang standar”, tutup drg. Ruslin.

Presentasi tersebut merupakan rangkaian dari beberapa hasil penelitian yang telah kami lakukan dan publikasikan pada jurnal international yang bereputasi (Scopus; Q1) dan telah dirujuk oleh beberapa peneliti.

Turut hadir pula pembicara-pembicara dari negara lain diantaranya dari Korea, Jepang, Indonesia serta dari Nepal sendiri.

Laporan: Abdul Majid Asinu (Humas FKG Unhas)

Exit mobile version