REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Pemerintah Desa Loa Kulu Kota, Kecamatan Loa Kulu, terus berinovasi memperkuat identitas budaya lokal dan kepedulian terhadap lingkungan melalui beragam program berbasis masyarakat. Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana edukatif yang membangkitkan semangat gotong royong dan kecintaan terhadap alam.
Kepala Desa Loa Kulu Kota, Mohamad Rijali, menyampaikan bahwa pihaknya kembali mengangkat olahraga tradisional dan kegiatan adat sebagai medium pelestarian budaya sekaligus media kampanye lingkungan.
“Olahraga tradisional seperti berlogo, gasing, menyumpit, hingga lomba berap ketinting kembali kita angkat tahun ini. Selain untuk hiburan, juga sebagai media kampanye lingkungan,” jelasnya, Rabu (16/07/2025).
Salah satu agenda yang paling menarik perhatian adalah Lomba Berap Ketinting di Sungai Mahakam. Dalam lomba ini, selain adu kecepatan perahu tradisional, panitia juga menyisipkan pesan kampanye lingkungan seperti larangan menyetrum ikan dan membuang sampah di sungai.
“Lewat acara seperti ini kita sampaikan pesan untuk menjaga ekosistem sungai. Dukungannya juga kuat dari kelompok nelayan tradisional,” ungkap Rijali.
Selain lomba, Desa Loa Kulu Kota juga rutin menggelar tradisi Sedekah Mahakam sebagai bentuk syukur atas rezeki dari alam. Kegiatan ini meliputi doa bersama dan syukuran sederhana, yang menjadi simbol eratnya hubungan masyarakat dengan lingkungan sungai.
Pemdes pun turut mengangkat potensi sejarah lokal, salah satunya melalui pelestarian tugu bekas pengibaran bendera kemerdekaan yang diyakini sebagai lokasi penyerahan kekuasaan dari penjajah Belanda ke TNI. Meski sebagian situs berada di desa tetangga, Pemdes tetap berupaya mengoptimalkan nilai sejarah yang ada di wilayahnya.
Tak hanya budaya dan lingkungan, perhatian juga diberikan kepada pembangunan sosial. Program bedah rumah bagi warga kurang mampu serta pemberian beasiswa untuk pelajar berprestasi menjadi bagian dari komitmen desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Itu bentuk tanggung jawab kami terhadap generasi muda dan warga yang membutuhkan,” kata Rijali.
Dengan rangkaian program tersebut, Desa Loa Kulu Kota membuktikan bahwa pembangunan tidak melulu soal fisik dan infrastruktur, tetapi juga menyangkut pelestarian nilai, pemberdayaan sosial, serta keseimbangan antara manusia dan alam.