Republiknews.co.id

Di Rapat TPID Sulsel, Nurdin Abdullah Tekankan Antisipasi Kenaikan Harga

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Prof. Nurdin Abdullah memimpin rapat High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Kota Se-Sulawesi Selatan, di kantor Gubernur, Jum’at (15/11/2019).

Pada rapat tersebut, Ia menekankan untuk mengantisipasi peningkatan harga bahan pokok menjelang akhir tahun serta penguatan strategi tim pengendali inflasi daerah dalam jangka panjang.

17 Komoditas yang paling sering menyebabkan inflasi, terdapat empat 4 komoditas utama yang masuk kategori prioritas.

Beras memiliki persistensi yang cukup tinggi (0,54) dengan bobot inflasi 4,81 persen. Selain beras,

NA juga berharap ikan bandeng, daging ayam ras, dan ikan cakalang adalah komoditas pangan yang perlu mendapatkan perhatian karena persistensi yang tinggi disertai bobot yang dominan diabndingkan komoditas lain.

“Yang menjadi masalah besar di petani adalah ketimpangan harga di tingkat petani dan pedagang. Mungkin perlu kita bersama-sama tentu perbankan punya peranan penting. Jangan sampai sejak Indonesia merdeka sistem ijon, penguatan modal melalui rentenir,” papar Nurdin Abdullah.

Tidak hanya itu NA juga Mengatakan pada triwulan ke III ekonomi Sulawesi Selatan tercatat tumbuh 7,21persen menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.

Alumni Unhas itu juga mengatakan Bahwa Inflasi yang terjadi di Sulawesi Selatan pada tahun 2019 diperkirakan berada pada rentang 3,5% +/-1% (tiga koma lima persen, plus minus satu persen).

“Inflasi Sulsel diperkirakan berada di range 3,5 persen, plus minus 1 persen. Namun tetap perlu diantisipasi peningakatan harga menjelang akhir tahun,” kata Nurdin Abdullah.

NA mengajak seluruh pimpinan daerah agar terus melihat kondisi yang ada dimasyarakat

“Kita harus bersama pimpinan daerah kita sentuh masyarakat kita yang berada di hulu,” katanya. (Thamzil)

Exit mobile version