Republiknews.co.id

Dinas Koperasi dan PKK Gowa Ajak Pelaku UMKM Melek Digitalisasi

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Gowa Andy Aziz Pieter. (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Di era pandemi virus corona atau Covid-19 para pelaku usaha diminta untuk berinovasi dalam memasarkan produk usahanya. Salah satunya dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

Hal ini pun menjadi program utama yang akan didorong Pemerintah Kabupaten Gowa melalui dinas koperasi. Dengan menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat, pihaknya mengajak agar pelaku UMKM bisa melek teknologi atau digital.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Gowa Andy Aziz Pieter mengatakan, pemanfaatan teknologi digitalisasi sangat baik dilakukan oleh para pelaku usaha, meski demikian cara-cara pemasaran konvensional masih tetap dibutuhkan.

Hingga saat ini sekitar 37 ribu pelaku UMKM di Kabupaten Gowa yang mengalami penurunan pendapatan, hal ini sehingga inovasi sangat dibutuhkan agar mampu bertahan.

“Kita terus mengajak, bagaimana seluruh pelaku UMKM yang masih bertahan hingga saat ini agar bisa memanfaatkan digitalisasi dalam hal mempromosikan produknya. Karena pandemi Covid-19 pembeli lebih tertarik dengan berbelanja online tetapi tidak menghilangkan pembelanjaan langsung,” katanya saat dikonfirmasi, Minggu (13/06/2021).

Untuk memaksimalkan sosialisasi nantinya, pihaknya bersinergi dengan Tim Penggerak PKK dan Dekranasda Kabupaten Gowa sebagai salah satu mitra pemerintah dalam membantu pembangunan di Kabupaten Gowa.

“Kita mengajak PKK dan Dekranasda bekerjasama, jadi ketika sosialsiasi dilakukan mereka juga akan turun langsung melakukan pendampingan dan edukasi pentingnya digitalisasi dimasa sekarang ini,” jelasnya.

Ia mengajak seluruh UKM agar bisa melakukan inovasi untuk mempromosikan produknya seperti memanfaatkan sosial media yang ada. 

Sementara, Ketua TP PKK yang juga Ketua Dekranasda Gowa Priska Paramita Adnan mengaku, dizaman sekarang ini memang akses digital sangat diperlukan, baik dalam sarana pelatihan, edukasi maupun kriteria pendaftaran UKM dan UMKM.

“Kita sudah berbincang-bincang dengan pak Kadis (audiens), Jum’at kemarin dan memang ada beberapa yang harus ditingkatkan oleh pelaku UMKM agar bisa memasukan produknya ke dalam ekosistem digital,” katanya.

Priska menjelaskan, data survei menunjukkan 75 persen permasalahan dalam keberlanjutan UMKM masuk e-commerce adalah kesiapan UMKM itu sendiri, terkait karakteristik dan budaya penjual, layanan purna jual.

Selain itu, pemerintah juga akan berusaha untuk mengkoordinasikan factory sharing, agar para pelaku usaha dapat bergabung memanfaatkan pabrik yang ada sehingga tidak perlu modal yang terlalu besar.

“Permasalahan sering yang dihadapi UMKM adalah peningkatan kualitas produk, dehingga edukasi mengenai quality control maupun usaha pendampingan dari industri besar dibutuhkan agar dapat meningkatkan kualitas UMKM yang ada,” tambahnya.

Sehingga, salah satu cara yang bisa dilakukan dalam memasukkan produk ke digitalisasi bisa dimulai dengan memanfaatkan sosial media yang ada dengan melakukan promosi sebaik mungkin agar mampu bertahan di masa pandemi Covid-19.

“Diera 4.0 ini kita dituntut untuk menggunakan teknologi, terlebih di masa pandemi yang mengakibatkan ekonomi kita turun drastis. Karena hal inilah kita akan turun langsung lakukan sosialisasi kepada UMKM kita,” tutupnya. (Rhany)

Exit mobile version