REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Transformasi pendidikan berbasis teknologi kini mulai terwujud di Kutai Kartanegara (Kukar). Sebanyak 38 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kabupaten ini ditunjuk langsung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai bagian dari program nasional penguatan pembelajaran digital.
Program tersebut mencakup pelatihan pemrograman (coding), kecerdasan buatan (AI), dan deep learning (pembelajaran mendalam) yang menyasar guru TIK, kepala sekolah, serta guru dari mata pelajaran inti seperti bahasa, sains, dan matematika.
Plt Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kukar, Emy Rosana Saleh, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat kompetensi abad 21 di sekolah. Kukar menjadi salah satu daerah yang dipercaya karena dinilai memiliki kesiapan dalam mengadopsi transformasi digital pendidikan.
“Program ini bukan hanya soal teknologi, tapi bagaimana guru mampu membentuk cara berpikir kritis dan adaptif bagi siswa di tengah perubahan zaman,” ujarnya, Senin (07/07/2025).
Pelaksanaan program ini difasilitasi oleh Badan Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Kemendikbudristek. Di Kukar, sekolah-sekolah sasaran tersebar di sejumlah kecamatan, dan meskipun belum mencakup seluruh wilayah, program ini dinilai sebagai pijakan awal untuk melahirkan sekolah percontohan di bidang digital learning.
Sebanyak 38 guru TIK dari masing-masing sekolah akan mengikuti pelatihan pemrograman dan AI yang digelar oleh Lembaga Pelatihan dan Diklat (LPD) Juli Cintrawan Robotik, yang telah berpengalaman dalam pengembangan teknologi pendidikan.
Tak hanya itu, kepala sekolah dan tiga guru dari bidang studi strategis juga dijadwalkan mengikuti pelatihan deep learning, yang bertujuan meningkatkan pendekatan pembelajaran aktif dan kontekstual. Menurut Emy, pelatihan ini menyasar peningkatan kualitas pembelajaran yang mampu melatih siswa berpikir kritis, kolaboratif, dan kreatif.
“Dengan pendekatan deep learning, guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi mendorong siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah secara mandiri,” jelasnya.
Disdik Kukar pun mengusulkan fasilitator lokal untuk mengikuti pembekalan di Balikpapan. Para fasilitator ini akan bertugas mendampingi sekolah-sekolah sasaran dalam mengintegrasikan kurikulum teknologi sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan lokal.
Program ini disambut antusias oleh Disdik Kukar karena dianggap sebagai momentum penting dalam membangun pondasi pendidikan digital di tingkat SMP. Selain meningkatkan kapasitas guru, siswa juga diperkenalkan pada teknologi canggih sejak dini, menjawab tantangan era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.
“Ke-38 sekolah ini kami harapkan bisa menjadi role model di Kukar. Dari situ, akan muncul efek berantai yang mendorong sekolah lain untuk mengikuti,” imbuh Emy.
Langkah ini sekaligus menandai bahwa Kukar tak tertinggal dalam dinamika transformasi pendidikan nasional. Dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, Kukar terus berbenah menjadi salah satu kabupaten yang memimpin perubahan paradigma pendidikan di Kalimantan Timur.
“Dinas Pendidikan akan terus mengawal penuh pelaksanaan program ini. Harapan kami, seluruh pemangku kepentingan ikut berkontribusi agar pendidikan kita tidak hanya mengejar zaman, tetapi menciptakan masa depan,” pungkas Emy.
