REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat inovasi pembelajaran di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) melalui pendekatan berbasis zona. Program ini dirancang untuk mendorong guru menciptakan metode pembelajaran yang kontekstual, sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing.
Pelatihan intensif selama tiga hingga empat hari telah dilaksanakan di tiga zona pendidikan di Kukar, yakni zona pantai, tengah, dan hulu. Para guru dari setiap zona tidak hanya mengikuti pelatihan, tetapi juga didorong untuk mengembangkan desain pembelajaran lanjutan secara mandiri.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Kukar, Emy Rosana, bersama Analis Kebijakan Ahli Muda, Muhammad Iswan, menjelaskan bahwa setiap zona akan mengembangkan tindak lanjut dari pelatihan tersebut. “Mereka merancang inovasi berbasis hasil pelatihan, kemudian menerapkannya di lingkungan masing-masing,” ujar Iswan, Selasa (13/05/2025).
Langkah ini merupakan bagian dari strategi desentralisasi inovasi, memberikan keleluasaan kepada zona untuk merancang pendekatan pembelajaran sesuai kebutuhan lokal. Dalam forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mendatang, hasil implementasi di tiap zona akan dipresentasikan sebagai bahan evaluasi dan pertukaran gagasan.
“MGMP menjadi ruang saling belajar. Zona A bisa mengambil inspirasi dari praktik di zona C, begitu pula sebaliknya,” tambah Iswan.
Pendekatan ini memungkinkan terciptanya beragam model pembelajaran yang fleksibel Model A, B, atau C yang menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik, kondisi sekolah, serta ketersediaan sarana prasarana. Tak hanya memacu kreativitas guru, metode ini juga memperkuat semangat kolaborasi antarwilayah pendidikan di Kukar.
Menurut Iswan, strategi ini telah mendorong guru untuk lebih aktif dan kreatif dalam menyusun pembelajaran. “Kini guru semakin inovatif karena merasa didukung. Ini penting untuk menjaga semangat perubahan di dunia pendidikan,” tutupnya.