REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Gowa mendorong agar pengelola usaha wisata mulai menerapkan sistem pemasaran dan transaksi digital. Hal ini untuk mendukung perkembangan teknologi digital di era saat ini.
“Kita ingin bagaimana seluruh pelaku usaha wisata, khususnya pengelola desa wisata yang ada di Gowa secara perlahan mulai melek digital. Utamanya dalam mengelola bisnis dan sistem pemasaran mereka,” kata Kepala Disparbud Kabupaten Gowa Tenriwati Tahri dikonfirmasi, Senin (31/10/2022).
Dalam mendorong upaya tersebut, pihaknya sebelumnya menggelar Pelatihan Tata Kelola Bisnis dan Pemasaran Destinasi Pariwisata Kabupaten Gowa. Kegiatan tersebut berlangsung di Kota Malino, Kecamatan Tinggimoncong, selama empat hari sejak 28 hingga 31 Oktober 2022.
Pada pelatihan ini diikuti sekitar 40 peserta yang merupakan pengelola usaha wisata di beberapa kecamatan di Kabupaten Gowa.
“Pada pelatihan ini kita menghadirkan pemateri bukan hanya dari perwakilan Disparbud Gowa. Tetapi juga ada dari praktisi pengelolaan digital, dan pihak poltekpar,” ujarnya.
Tujuan lainnya yakni, agar seluruh pelaku usaha di arahkan untuk mengelola usaha pariwisatanya berbasis digital. Tujuannya, untuk memudahkan pengguna tidak menggunakan cash money (uang tunai). Sehingga, pelaku usaha di dorong untuk lebih melek digital, termasuk mendorong bagaimana sistem promosi usaha mereka dilakukan lewat sosial media.
“Kalau untuk sementara kita upayakan pakai Qris sambil kita mengambil upaya bagaimana bisa menggunakan sistem pembayaran digital lainnya,” ujarnya.
Untuk langkah awal, sistem tersebut didorong di beberapa pelaku usaha wisata di Kota Malino. Rencananya kedepannya akan dimaksimalkan dengan berkerjasama dengan provider komunikasi yang bisa mengimplementasikan upaya ini.
Lanjut mantan Kepala Bagian (Kabag) Umum Sekretaris Kabupaten Gowa ini, pelatihan tersebut juga merupakan kegiatan kelima dari program bantuan Kemenparekraf RI melalui anggaran dana alokasi khusus (DAK) non fisik. Di mana dana non fisik yang dikucurkan pihaknya akan membuat lima kegiatan untuk pengelolaan wisata.
Di antaranya, pelatihan untuk peningkatan pengelolaan homestay, pelatihan untuk peningkatan desa wisata, digital branding untuk pelaku ekonomi kreatif dan pelatihan pemandu untuk pelaku desa wisata buatan.
“Ini juga tujuannya agar bagaimana pengelola wisata, termasuk desa wisata bisa memenuhi syarat sebagai desa wisata. Serta memenuhi syarat meraih Anugerah Desa Wisata di 2023 mendatang,” sebutnya.