Republiknews.co.id

DPMD Kukar Dorong Optimalisasi Posyandu, Jadi Garda Terdepan Cegah Stunting di Desa

Kepala DPMD Kukar, Arianto. (IST)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara terus dikuatkan melalui optimalisasi peran desa, terutama lewat penguatan fungsi Posyandu. Meski bukan leading sector, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung program keluarga peduli kesehatan.

Kepala DPMD Kukar, Arianto, menegaskan bahwa Posyandu merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan dasar yang harus diperkuat secara fungsional dan struktural.

“Kami terus merevitalisasi peran Posyandu agar aktif dan benar-benar berdampak terhadap penurunan stunting. Kegiatan pembinaan dan pelayanan kesehatan ibu-anak melalui Posyandu harus berjalan optimal,” ujar Arianto, Selasa (6/5/2025).

Data terbaru menunjukkan hasil positif. Pada 2023, angka stunting di Kukar tercatat di bawah 19%, bahkan pernah mencapai 16%, melampaui target nasional sebesar 19%. Pemerintah daerah menargetkan angka tersebut dapat ditekan hingga 14% dalam beberapa tahun ke depan.

Meski demikian, tantangan tetap ada. Rasionalisasi anggaran menyebabkan alokasi untuk pembangunan dan penguatan Posyandu berkurang signifikan, dari sebelumnya 26% menjadi 14%. Target pelatihan dua kader per desa pun harus disesuaikan.

“Kami tetap berupaya memberikan pelatihan kepada kader Posyandu, terutama di desa-desa yang masih belum aktif. Mereka akan dibekali materi tentang gizi, kesehatan ibu dan anak, serta cara pemantauan tumbuh kembang balita,” jelasnya.

Menurut Arianto, keberadaan Posyandu yang aktif mencerminkan kemandirian dan kesadaran desa dalam menjaga kesehatan warganya. Ia pun mengajak seluruh kepala desa untuk lebih memberi perhatian terhadap operasional Posyandu.

Selain memperkuat kapasitas kader, DPMD Kukar juga terus membangun sinergi lintas sektor dengan Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan, hingga Kementerian Agama, guna memastikan intervensi pencegahan stunting berjalan komprehensif.

“Stunting adalah persoalan bersama. Penanganannya butuh kolaborasi dari berbagai pihak, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten, agar setiap anak mendapatkan hak tumbuh kembang yang layak,” pungkas Arianto.

Dengan pendekatan holistik dan gotong royong lintas sektor, DPMD Kukar optimistis angka stunting di wilayahnya akan terus menurun, sekaligus memperkuat ketahanan kesehatan masyarakat di tingkat desa.

Exit mobile version