Republiknews.co.id

Festival Jajanan Bango akan Hadir di Makassar, Lestarikan Kekayaan Kuliner Nusantara

Head of Marketing Nutrition Indonesia, PT Unilever Indonesia, Tbk Ari Astuti saat menjelaskan konsep Festival Jajanan Bango 2023 di Makassar di sela-sela Online Konferensi Pers Kick Off Festival Jajanan Bango 2023 melalui virtual, Selasa, (03/10/2023). (Tangkapan layar)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Bango sebagai salah satu brand kecap berkualitas akan mempersembahkan Festival Jajanan Bango 2023. Kota Makassar pun akan menjadi lokasi kegiatan dengan mempromosikan dan melestarikan beragam kuliner khas nusantara.

Kegiatan ini rencananya akan berlangsung pada 7 hingga 8 Oktober 2023 mendatang di Parking Lot Phinisi Point, Makassar.

Head of Marketing Nutrition Indonesia, PT Unilever Indonesia, Tbk Ari Astuti mengatakan, Festival Jajanan Bango 2023 ini juga untuk menandai perayaan 95 tahun perjalanan Bango dalam menjaga kualitas dan melestarikan kekayaan kuliner nusantara. Selain di Kota Makassar, kegiatan tersebut juga akan berlangsung di Jakarta.

“Perjalanan sukses Bango selama 95 tahun berakar pada konsistensi dalam menjaga kualitas dengan penggunaan empat bahan alami terbaik dan proses pembuatan yang otentik,” katanya di sela-sela Online Konferensi Pers Kick Off Festival Jajanan Bango 2023 melalui virtual, Selasa, (03/10/2023).

Mengangkat tema “Bangkitkan Sejuta Rasa Nusantara”, Festival Jajanan Bango 2023 akan menjadi festival kuliner pertama yang memberikan pengalaman multisensori untuk membangkitkan apresiasi dan semangat pelestarian kuliner Indonesia. Apalagi di tengah makin bermunculannya culinary gem dari mancanegara.

“Di kegiatan kali ini ada sesuatu yang berbeda. Dimana Bango memberikan pengalaman multisensori dalam bentuk sebuah galeri yang menonjolkan berbagai pesona kuliner nusantara menggunakan teknologi imersif yang memanjakan kelima indera,” terangnya.

Hal baru yang dipersiapkan ini pun diharapkan memberikan pengalaman berbeda kepada para pecinta kuliner. Sehingga mereka akan semakin tidak sabar untuk menikmati aneka hidangan yang tersedia, dan akan lebih mengapresiasinya sebagai sebuah mahakarya yang patut dilestarikan.

Tutut sapaan akrab Ari Astuti mengungkapkan, dipilihnya Kota Makassar sebagai lokasi penyelenggaraan Festival Jajanan Bango 2023, salah satunya sebab memiliki predikat sebagai “Kota Makan Enak”.

“Kota ini terpilih karena di setiap sudut, terdapat begitu banyak kuliner ikonik yang menggugah selera, dan geliat pelestarian kulinernya juga terbilang sangat tinggi. Sehingga kami optimis masyarakat akan dimanjakan dengan hidangan makanan enak di festival ini,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini pihaknya akan menghadirkan sebanyak 45 legenda kuliner. Dimana 35 diantaranya berasal dari Kota Makassar dan sekitarnya.

Lanjutnya, hingga kini, Bango selalu menjadi andalan ibu, keluarga dan para penjaja kuliner legendaris sebagai kecap terbaik untuk menyajikan aneka hidangan Indonesia. Hal ini terlihat dari survei Kurious-Katadata Insight Center yang menunjukkan bahwa Bango adalah brand kecap terfavorit pilihan 80,5 persen masyarakat Indonesia.

Salah satu kuliner legendaris yang akan hadir adalah Konro Bakar dari Restoran Sop Konro Karebosi.

Nia Hanafie selaku pengelola generasi kedua menyampaikan, selama 55 tahun, Sop Konro Karebosi yang dikelola secara turun temurun masih eksis dan selalu ramai pengunjung. Hal ini diakui berkat konsistensi dalam mempertahankan cita rasa, termasuk penggunaan kecap Bango yang jadi kunci kelezatan menu Konro Bakar.

“Senang sekali kami kembali diundang untuk berpartisipasi di Festival Jajanan Bango 2023 yang tahun ini mampir di kota kampung halaman saya. Smoga festival ini bisa semakin menghidupkan industri kuliner di Makassar,” harapnya.

Sementara, Pegiat Pelestarian Kuliner Indonesia Bowo mengatakan, saat ini sedang tren istilah culinary gem. Istilah ini muncul karena minat millennial dan Gen-Z untuk berpetualang kuliner kini semakin tinggi, termasuk hunting berbagai kuliner otentik dari mancanegara.

“Maka tak heran kalau Shoyu, Sriracha atau Gochujang jadi makin familiar di telinga dan lidah generasi muda,” kata Bowo yang juga Co-Founder “Dari Halte ke Halte” atau DHKH ini.

Ia mengungkapkan, di tengah kondisi ini, salah satu misi platform DHKH adalah mengajak HalTeman, terutama millennial dan Gen-Z, agar tidak lupa akan kuliner nusantara dan terus mengeksplorasi kekayaannya.

“Bisa dibilang, sebagian besar dari trip yang kami lakukan berfokus mengunjungi UMKM kuliner nusantara yang masih kurang terekspos, termasuk hidangan-hidangan otentik yang kaya dengan penggunaan kecap,” terangnya.

Hal senada diungkapkan Food Historian Andreas Maryoto menuturkan, pihaknya sepatutnya bangga dengan Indonesia dan kecap manisnya. Culinary gem asli nusantara yang mempersatukan aneka kelezatan hidangan Indonesia dari generasi ke generasi.

“Ada sejak abad ke-16, kecap manis adalah hasil akulturasi antara saus koechiap yang dibawa pedagang Tiongkok dengan gula jawa atau gula kelapa yang banyak digunakan pribumi untuk mengolah makanan,” jelasnya.

Hingga kini, Indonesia adalah satu-satunya negara yang memiliki kecap bercita rasa manis, dilengkapi rasa umami dari proses fermentasi kedelai.

“Berkat keunikan ini, aneka hidangan Nusantara yang menggunakan kecap manis bahkan telah mengharumkan nama bangsa di kancah dunia,” terangnya.

Exit mobile version