Republiknews.co.id

FGD Teluk Bone Dibuka Gubernur dan Ditutup Ketua Hipmi Sulsel

Pembukaan FGD Teluk Bone di Baruga Karaeng Pattingalloang, Kompleks Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Minggu (03/11/2019) malam.

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Focus Group Discussion (FGD) Corporate Social Responsibility CSR/TJSL Kawasan Teluk Bone, digelar di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel dan Novotel Hotel Makassar, Minggu hingga Senin (03-04/11/2019).

FGD ini membahas mengenai pengelolaan CSR seluruh perusahaan yang beroperasi di daerah kawasan teluk Bone, yang berada 18 Kabupaten dan Kota yang berasal dari dua Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Daerah-daerah tersebut yakni wilayah Sulsel (Kepulauan Selayar, Bulukumba, Sinjai, Bone, Wajo, Luwu, Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur) dan Sultra (Kolaka Utara, Kolaka, Bombana, Muna Barat, Buton Tengah, Buton, Baubau, Buton Selatan dan Wakatobi).

Pada pembukaan FGD yang digelar di Rujab Gubernur, dibuka langsung oleh Gubernur Sulsel Prof. Nurdin Abdullah.

Dalam sambutannya, Nurdin memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Kita patut memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini, karena dalam kegiatan ini seluruh pemangku kepentingan bertemu dan duduk bersama untuk membahas bagaimana CSR Perusahaan bisa terlaksana dengam baik,” kata prof. Nurdin.

“Semoga kegiatan ini bisa memberikan dampak positif untuk warga yang berada di daerah Sulsel dan Sultra,” tururnya.

Sementara itu, ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sulsel, Herman Heizer, yang memberikan sambutan penutup kegiatan ini di Novotel Hotel, Senin (04/11), mengatakan kegiatan ini digelar untuk mendukung perkembangan Perusahaan yang beroperasi di kawasan teluk Bone, namun juga masyarakat tetap mendapatkan efek positif serta alam dan lingkungan tempat perusahaan beroperasi juga terjaga kelestariannya.

“Pertemuan ini membahas bagaimana perusahaan atau badan usaha yang berinvestasi di kawasan teluk Bone bisa tumbuh dan mendapatkan keuntungan, namun masyarakat juga mendapatkan efek positifnya dalam bentuk kesejahteraan sosial dan alam juga tetap terjaga kelestariannya,” kata Herman Heizer.

Alumni Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang ini juga menambahkan, dalam memaksimalkan pengelolaan CSR sangat tidak mudah.

“Hal ini tentu tidak mudah, tetapi jika kita tetap bersinergi, kita pasti bisa mewujudkan itu,” ucapnya.

Kegiatan ini digelar oleh Jejaring Teluk Bone bekerjasama dengan Hipmi Sulsel, dan dihadiri oleh seluruh pemangkun kepentingan dalam pengelolaan CSR, mulai dari perwakilan 18 Pemerintah Daerah dan juga pempinan seluruh Perusahaan yang beroperasi di Kawasan Teluk Bone. (La Saddam)

Exit mobile version