REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Gowa terus melakukan sejumlah upaya dalam rangka meningkatkan promosi destinasi wisata budaya dan sejarah yang ada di Kabupaten Gowa, salah satunya pada keberadaan Kawasan Musuem Balla Lompoa.
Upaya yang dilakukan pun salah satunya melalui kolaborasi dari pihak-pihak penyelenggara even untuk melaksanakan kegiatan di wilayah Kawasan Museum Balla Lompoa. Hal ini terlihat pada pelaksanaan Jalan Santai Perayaan HUT BUMN ke-25 Tahun yang digelar secara serentak diberbagai daerah. Di Kabupaten Gowa pun pelaksanaannya dipusatkan di Kawasan Museum Balla Lompoa, Minggu, 19 Maret 2023.
Dalam kegiatan yang diikuti ribuan peserta dari perusahaan yang berada dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini diramaikan dengan pembagian doorprize menarik, jajanan kuliner hingga penjualan aksesoris khas daerah dari pelaku UMKM, dan berbagi kegiatan lainnya.
“Pemerintah daerah berdasarkan kebijakan Bapak Bupati Gowa akan mendukung pelaksanaan kegiatan itu dilaksanakan di wilayah Kawasan Musuem Balla Lompoa sebagai upaya membantu mempromosikan keberadaan Balla Lompoa ini. Hanya saja memang penyelenggara yang ingin melaksanakan harus sesuai dengan SOP yang ditetapkan,” kata Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Gowa Ikbal Thiro dikonfirmasi, Minggu (19/03/2023).
Selain itu, kegiatan yang dilaksanakan di wilayah Kawasan Museum Balla Lompoa tentunya terlebih dahulu melihat urgensi dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Mulai dari siapa penyelenggaraan kegiatan dan apa tujuan dari kegiatan tersebut. Terutama menekankan agar selama proses kegiatan berlangsung tetap menjaga kondisi kawasan tetap bersih dari sampah, dan tidak melakukan pengrusakan di wilayah kawasan (seperti menginjak-nginjak rumput, merusak bangunan dan miniatur lainnya yang ada dalam kawasan).
“Karena memang tidak semua kegiatan disetujui ataupun ditolak, karena memang ini adalah kebijakan pimpinan dalam hal ini pemerintah daerah. Tujuannya agar keberadaan wilayah Kawasan Musuem Balla Lompoa tetap memiliki nilai, sehingga kegiatan yang diizinkan itu adalah yang memang memberikan nilai positif bagi pengembangan ataupun pelestarian Balla Lompoa,” ujarnya lagi.
Dukungan pemerintah daerah tentunya terlihat dengan penataan Kawasan Museum Balla Lompoa dengan wajah baru sekarang ini. Dimana pada beberapa sudut yang ada dalam kawasan memang sengaja disiapkan lokasi (space) khusus untuk publik untuk mengakomodir sejumlah kegiatan yang bisa dilangsungkan di dalam kawasan.
“Saya kira tujuan utamanya dilaksanakan even di Kawasan Museum Balla Lompoa ini adalah penekanannya sebagai upaya memperkenalkan Balla Lompoa lebih luas lagi sebagai salah satu destinasi wisata sejarah yang ada. Baik dari segi destinasi kebudayaan maupun sejarah,” terangnya.
Menurut Ikbal, upaya lain yang dilakukan dalam rangka meningkatkan promosi keberadaan Balla Lompoa yakni dengan menggandeng lembaga lainnya untuk mendatangkan atau membawa wisatawan ke Museum Balla Lompoa untuk mengenakan sejarah dan budaya asli Kabupaten Gowa. Baik wisatawan domestik, maupun wisatawan luar negeri (mancanegara)
Dengan berbagai upaya ini pun mampu menggeliatkan jumlah kunjungan ke Kawasan Museum Balla Lompoa. Dimana hingga Maret 2023 ini tercatat sebanyak 20.000 pengunjung, dan dari total yang ada 90 persen adalah pengunjung yang masuk di Musuem Balla Lompoa.
Sementara, salah satu peserta Jalan Santai HUT BUMN ke-25 Tahun Siti Arfiah mengatakan, dirinya cukup kagum dengan suasana baru yang dihadirkan di Kawasan Museum Balla Lompoa ini. Sebab terakhir kali menginjakan kaki disini pada 2011 lalu suasana Kawasan Museum Balla Lompoa masih terlihat usang.
“Dulu kesini waktu ikut rombongan Pramuka mewakili sekolah saat SMP itu 2011 lalu, kondisinya belum seperti sekarang ini. Sekarang leboh bagus, banyak spot-spot yang kita bisa berfoto, saya harap ini bisa dipertahankan bahkan lebih dibuat bagus lagi kalau bisa,” ujar Arfiah asal Kota Mamuju, Sulawesi Barat ini.
Siti Arfiah yang akrab disapa Puput ini pun berharap, meskipun Kawasan Museum Balla Lompoa telah dibuat berkonsep modern, semoga tidak melepaskan kesakralan dari budaya dan sejarah asli daerah yang tergambarkan dalam musuem ini.
“Semoga kesan sakralnya sebagai museum sih tetap ada, jadi selain kita bisa menikmati suasana yang lebih kekinian juga kita masih tetap bisa mempelajari peninggalan daerah ini lewat sejarah dan budayanya yang masih kental di perkenalkan di musuem ini,” tutup pegawai BRI Cabang Pallangga ini.
