REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Conference of Parties atau COP27 kembali digelar di Sharm el-Sheikh, Mesir.
Konferensi ini akan menghadirkan sejumlah peserta untuk membahas kebijakan iklim untuk masa depan. Salah satu peserta yang hadir yakni Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly.
Dalam pertemuan tersebut diungkap bagaimana komitmen PT PLN (Persero) dalam mengakselerasi transisi energi guna mencapai target net zero emission pada 2060 mendatang atau NZE 2060. Termasuk dalam menjalankan sejumlah langkah strategis pembiayaan proyek ramah lingkungan.
“Dari sisi pembiayaan PLN telah mendapatkan kepercayaan dari lembaga keuangan untuk mengamankan keberlanjutan pembiayaan program transisi energi ini,” katanya dalam pertemuan, kemarin.
Hanya saja diakui, kebutuhan anggaran cukup besar, sehingga PLN tetap memerlukan dukungan tambahan untuk mencapai net zero emision. Tak hanya itu, PLN juga telah menerbitkan dokumen Pernyataan Kehendak atas Kerangka Kerja Pembiayaan Berkelanjutan atau Statement of Intent on the Sustainable Financing Framework, sebagai salah satu strategi perseroan untuk mendapatkan Green Financing.
“Melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM), PLN bersama pemerintah Indonesia menawarkan skema investasi yang inklusif untuk mencapai target dekarbonisasi,” jelasnya.
PLN juga telah mendapatkan dukungan finansial sebesar USD500 juta dari perbankan internasional dengan mendapatkan jaminan dari Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) yang merupakan anggota dari Grup Bank Dunia.
Lanjut Sinthya, PLN juga memperoleh pembiayaan dari program Sustainable and Reliable Energy Access Program dari Asian Development Bank (ADB) sebesar USD600 juta. Kemudian, PLN juga memperoleh dana pinjaman sebesar USD610 juta dari World Bank untuk proyek pumped storage PLTA sebesar 1.040 MW.
“Proyek ini merupakan pilot project PLN dalam pengembangan PLTA pumped storage di Indonesia,” ujarnya.
PLN pun telah menyelesaikan kerangka keuangan hijaunya untuk fasilitas green loan sebesar USD750 juta dengan beberapa bank internasional. Olehnya, PLN akan menyusun ESG Framework dan ESG Linked Financing.
Sinthya menambahkan, dukungan juga diperlukan dalam early retirement PLTU sebagai salah satu upaya mengakselerasi penurunan emisi. Selain dukungan biaya, dibutuhkan juga kerangka kebijakan yang mengatur early retirement PLTU, jaminan ketahanan energi, dan diberlakukannya mekanisme perdagangan karbon atau pasar karbon.
“Kami selalu terbuka atas peluang kerja sama baik skema investasi maupun pengembangan teknologi untuk mengakselerasi tercapainya target NZE. Kami terus membuka diskusi dengan semua mitra bisnis dengan dukungan penuh pemerintah Indonesia sebagai komitmen nyata Indonesia dalam menurunkan emisi karbon global,” tegas Sinthya. (*)
