Harga Cabai Belum Stabil, Mantan Sekda Sinjai Singgung Kerja TPID

Harga Cabai Belum Stabil, Mantan Sekda Sinjai Singgung Kerja TPID

REPUBLIKNEWS.CO.ID, SINJAI — Jelang hari Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, sejumlah harga kebutuhan pokok di Kabupaten Sinjai merangkak naik beberapa waktu lalu. Namun tak beberapa lama, harga tersebut kembali mengalami penurunan meski tak seberapa.

Hanya saja, harga cabai rawit masih belum stabil dari turunnya harga sejumlah kebutuhan pokok lainnya. tercata, perhari ini Jum’at (22/12/2023), harga cabai rawit masih disekitaran Rp90 ribu/kilogram.

“Harga cabai rawit belum turun, masih disekitaran Rp90 ribu perkilogram. Namun, untuk harga cabai keriting penurunan itu sangat banyak sekitar Rp40 ribu/kilogram yang sebelumnya Rp60 ribu perkilogram,” ujar Pengecer Kebutuhan Pokok, Mustamin kepada republiknews.co.id.

Harga cabai rawit, kata Mustamin belum turun dikarenakan distributor masih menjual cabai rawit disekitar Rp70 ribu lebih per Kilogramnya. Itupun harga dari distributor turun hanya sekitar Rp2 ribu rupiah sehingga penjualan ke pelanggan masih disekitaran Rp90 ribu per kilogram.

Dengan kondisi itu, Mantan Sekretaris Daerah Sinjai, Taiyeb Mappasere menyinggung kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang tidak mampu menurunkan harga kebutuhan pokok meski menggelar aksi pasar murah.

“Sampai hari ini belum ada langkah yang berarti untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok yang meningkat tajam. Pemda Sinjai sepertinya mengandalkan pasar murah padahal itu tidak mampu menurunkan harga dan ini terbukti tetap naiknya harga-harga,” ujarnya saat dikonfirmasi via WhatsApp, Jum’at (22/12/2023).

Dengan kenaikan beberapa kebutuhan pokok di Sinjai kata Taiyeb, kerja-kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) perlu dipertanyakan. Apa kerja TPID sekarang? kenapa tidak digerakkan?.

Sebab menurutnya, saat orang di rumah membeli cabe rawit di pasar sentral sinjai, harganya masih Rp90 ribu/kg. Namun, ia hanya membeli 1/2 kg dengan harga Rp45 ribu/kg.

“Harga cabai rawit tidak turun dari keadaan kemarin sehingga saran untuk Pemda Sinjai agar menjadi perhatian karena harga kebutuhan lain yang dijadikan standar perhitungan Inflasi daerah juga masih tinggi,” bebernya.

Ia pun membandingkan harga cabai rawit di Kabupaten Bantaeng yang kabarnya harga cabe rawit per Kilogram hanya mencapai Rp30 ribu. Itu menandakan, Pemerintah Daerah Bantaeng peduli dan peka terhadap kebutuhan rakyatnya.

Olehnya itu, Taiyeb menyarankan kepada Penjabat Bupati Sinjai kiranya bisa memberi perhatian akan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat. Semestinya, Pj Bupati Sinjai, T.R Fahsul Falah harus menunjukkan bahwa bapak adalah pemimpin Pemerintahan Sinjai tidak kurang dari Bupati defenitif.

“Harus disadari bahwa lonjakan harga-harga tersebut juga sangat mempengaruhi perhitungan inflasi daerah yang juga akan mempengaruhi penilaian atas evaluasi di Kemendagri,” ungkapnya.

Saran dan masukan ini saya tujukan langsung ke bapak Penjabat Bupati Sinjai karena sampai malam kemarin tidak ada satupun pejabat terkait atau bawahan Pj Bupati Sinjai yang memberi tanggapan sekaligus respon terhadap masalah ini.

“Sudah 5 tahun lebih para pejabat di Sinjai sepertinya melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM) dan No Comment (NC) dan ini sangat menurunkan kredibilitas Pemda dan mengecewakan,” demikian kata Taiyeb Mappasere. (*)

Penulis : Asrianto