Republiknews.co.id

Hasto Sebut Andi Ridwan Wittiri dan Danny Pomanto Bisa Jadi Motor Baru PDIP di Sulsel

Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto saat menghadiri Konferda dan Konfercab DPD PDIP Sulsel di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Makassar, Senin (24/11/2025). (Foto: Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, memberikan tanggapan terkait menguatnya nama Andi Ridwan Wittiri dan mantan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, sebagai kekuatan baru PDIP di Sulawesi Selatan.

Hal tersebut ia sampaikan dalam Konferda dan Konfercab DPD PDIP Sulsel di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Makassar, Senin (24/11/2025).

Hasto menyebut kedua figur ini memiliki rekam jejak kuat dan diterima masyarakat. Menurutnya, potensi keduanya akan menjadi modal penting bila digerakkan dalam pola kepemimpinan kolektif-kolegial yang menjadi ciri khas PDIP.

“Andi Ridwan punya pengalaman luas, dan Danny Pomanto terbukti berhasil memimpin Makassar. Ketika potensi ini dipadukan dalam semangat gotong royong, PDIP Sulsel memiliki energi besar untuk bergerak lebih maju,” ujarnya.

Selain menguatnya duet tersebut, Hasto juga menekankan bahwa konsolidasi di Sulsel merupakan bagian dari penguatan partai, baik secara ideologis, historis, politik, organisasi, maupun kaderisasi.

Ia mengingatkan bahwa Sulsel memiliki peradaban besar sebagai bangsa samudera dengan modal historis penting untuk menggelorakan kembali pemikiran geopolitik Bung Karno.

“Rekam jejak sejarah Sulawesi Selatan sangat kuat. Dari aspek historis inilah kita menegaskan tanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan rakyat dan memimpin arah kemajuan bangsa dengan panduan ideologi,” tegasnya.

Konferda dan Konfercab PDIP Sulsel juga menjadi momentum penyusunan kepengurusan baru, sikap politik, dan program kerja dalam menghadapi berbagai tantangan.

Termasuk mempersiapkan regenerasi dengan memberi ruang lebih besar kepada anak-anak muda, sementara kader senior tetap menjadi pengarah.

“Setiap hari saya bertemu anak muda untuk menggali ide-ide orisinal. Pembaruan dilakukan, tetapi ideologi dan moral tetap menjadi core values PDIP,” kata Hasto.

Hasto turut menyinggung anomali Pemilu 2024 yang tercermin dalam film Dirty Votes. Menurutnya, PDIP menjawab situasi tersebut dengan merapatkan barisan dan menguatkan gerakan turun ke bawah.

Ia juga mencontohkan kemenangan politik moral di New York, ketika seorang imigran Muslim mampu menjadi pemimpin karena nilai kesetaraan yang dijunjung tinggi.

“Jika itu bisa terjadi di Amerika, maka di Sulawesi Selatan kita harus percaya politik moral juga bisa menang,” demikian Hasto. (*)

Exit mobile version