REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Komitmen World Agroforestry (ICRAF) Indonesia dan Global Affair Canada dalam melakukan pendampingan menuju pertumbuhan ekonomi hijau (Green Growth Planning/GGP) di Sulawesi Selatan didorong dengan membangun keterlibatan seluruh pihak.
Hal ini diimplementasikan pada kegiatan Kick-Off Integrasi Pertumbuhan Ekonomi Hijau ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025 – 2045. Dalam pertemuan yang berlangsung di Ballroom Phinisi Claro Hotel Makassar, pertemuan ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, instansi vertikal, kalangan akademisi, pelaku usaha , NGO/LSM, lembaga mitra, dan jajaran pemerintah kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan.
Direktur Asia ICRAF Sonya Dewi mengungkapkan, dalam proses penyusunan pembangunan ekonomi hijau melalui Proyek Sustainable Landscapes for Climate-Resilient Livelihoods in Indonesia (Land4Lives) ini memang dibutuhkan komitmen seluruh pihak. Sebab pertumbuhan ekonomi hijau menargetkan pengelolaan bentang lahan yang baik melalui kerja sama dengan petani untuk mengurangi terjadinya deforestasi, menjaga ekosistem alami, mengurangi kerentanan iklim, dan meningkatkan mata pencaharian.
“Dalam prosesnya yang paling susah adalah mendapatkan komitmen dan itu yang selama ini kita lakukan. Awal pertama kali kita membangun komitmen ini dengan Kepala Bappelitbangda Sulsel, pihaknya pun menyambut baik komitmen ini karen menilai ekonomi hijau itu penting untuk keberlanjutan pembangunan di tengah perubahan iklim saat ini,” ungkapnya di sela-sela kegiatan, Selasa (08/08/2023).
Setelah terbangunnya komitmen tersebut, ICRAF Indonesia dalam hal ini sebagai tim pendamping kemudian membuatkan skema dalam bentuk masterplan, yang selanjutnya di sosialisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan yang ada. Termasuk pada pertemuan kali ini, sebab dukungan dari seluruh pihak yang ada tentunya sangat dibutuhakn guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau dalam rencana pembangunan berkelanjutan di Sulawesi Selatan.
“Saat ini pendampingan yang kita lakukan memang masih tahap ini, karena memang kita lakukan dengan matang. Sebab ini bukan untuk kepentingan ICRAF saja, tetapi Sulawesi Selatan atau Indonesia secara keseluruhan,” ujarnya.
Lanjut Sonya, setelah dilakukannya kick of tersebut nantinya akan ditindaklanjuti kembali dengan mengadakan raodshow terkait komitmen tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi beberapa kondisi tipologi, baik dari segi pembangunan, lingkungan dan sosial yang ada di Sulawesi Selatan.
“Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan membuat skenario, dan kemudian di konsultasikan, serta disusun skemanya dan sebagainya,” ujarnya,
Ia pun menyampaikan apresiasi seluruh pihak atas kerjasama yang selama ini terjalin, utamanya dalam mendukung proses pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan. Khususnya untuk proses penyusunan RPJPD di 2025 mendatang. Selain itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman bersama terhadap pentingnya penyusunan pertumbuhan ekonomi hijau di Sulawesi Selatan.
“Dalam rangkaian proses ini, strategi pembangunan ekonomi hijau sangat diperlukan dan integrasinya ke RPJPD 2025-2045 Provinsi Sulawesi Selatan merupakan komponen yang sangat penting”, ujarnya.
Menurut Sonya, program Land4Lives ini juga akan mempromosikan solusi berbasis alam melalui sistem pertanian dan pangan yang tanggap iklim, serta pengelolaan lahan dan air yang komprehensif.
“Proyek ini juga akan berfokus pada pengarusutamaan kesetaraan gender dalam mendukung pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, serta akses ke pasar,” terang Sonya.
Sementara, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan Ichsan Mustari mengaku, sudah menjadi kewajiban bagi para pemangku kepentingan untuk memikirkan sebuah konsep kebijakan transformasi ekonomi dengan cara mengadopsi konsep ekonomi hijau yang mampu mensinergikan pertumbuhan ekonomi dengan keterbatasan sumber daya alam.
“Melalui perencanaan yang baik, Sulawesi Selatan akan mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi hijau dan bisa menentukan langkah dan strategi pencapaian indeks pertumbuhan ekonomi
hijau melalui penyusunan masterplan dan roadmap. Sehingga dapat menjadi teladan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDG’s) bagi provinsi-provinsi lain di Indonesia,” harapnya.
Ia menegaskan, integrasi ekonomi hijau menjadi bagian penting dalam melaksanakan pembangunan ekonomi di Sulawesi Selatan, sebab tidak bisa dipungkiri bahwa sektor lingkungan harus menjadi pertimbangan dalam rencana pembangunan berkelanjutan.
“Hari ini ICRAF Indonesia bersama Bapelitbangda Sulsel melaksanakan kegiatan integrasi ekonomi hijau dengan rencana pembangunan jangka panjang, dengan demikian berharap di dalam aktifitas-aktifitas ekonomi selalu mempertimbangkan perkembangan lingkungan. Tujuannya agar semua mahluk tidak hanya manusia dapat hidup dengan baik dibumi ini,” harap Ichsan.
