Indosat Perkuat Literasi Digital Lewat Kompetisi Pembuatan Film Pendek “Anti Hate Speech”

Indosat Perkuat Literasi Digital Lewat Kompetisi Pembuatan Film Pendek “Anti Hate Speech”

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Sebagai perusahaan telekomunikasi digital, Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengambil peran besar dalam mendorong penguatan literasi digital yang baik.

Melalui peran Save Our Socmed (SOS) Indosat, di tahun ini pihaknya kembali mengagas Festival Film Pendek Save Our Socmed (SOS) 2023 dengan membuka Kompetisi Film Pendek bertema “Bicara Baik di Digital, Hindari Emosi Tanpa Substansi” di empat kota besar. Masing-masing Makassar, Medan, Jember, dan Pontianak.

“Tema yang kami angkat ini sebagai bentuk kami dalam mengkampanyekan anti hate speech. Dalam program ini kami berkolaborasi dengan Narasi dengan tujuan menginspirasi anak muda Indonesia agar bijak dalam menggunakan media sosial sekaligus meningkatkan literasi digital mereka,” kata District Operations Head Kalimantan & Sulawesi Indosat Ooredoo Hutchison Rusdi Mardan di sela-sela Media Update Festival Film Pendek Roadshow 2023, di Auditorium Gedung LPPM Universitas Hasanuddin Makassar, Rabu, (15/11/2023).

Selanjutnya, Kota Makassar pun menjadi kota pertama di Indonesia Timur sebagai lokasi pelaksanaan Roadshow Festival Film Pendek SOS 2023 Goes to Campus. Pada masing-masing kota akan digelar di dua universitas atau perguruan tinggi, khusus di Kota Makassar di selenggarakan di Universitas Hasanuddin Makassar dan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Literasi digital lewat kampanye anti hate speech tersebut dilakukan sebab pihaknya melihat fenomena penggunaan media digital melalui media sosial cukup besar. Berdasarkan data yang ada disebutkan dari sekitar 276 juta jiwa jumlah penduduk di Indonesia sebanyak 60,4 persen atau 167 juta jiwa penduduk adalah pengguna media sosial.

“Melihat penetrasi media sosial atau tingkat penetrasi internet yang mencapai 77 persen tentunya penting untuk dibangun penguatan agar penggunanya dapat menggunakan media sosial dengan baik dan bijak, utamanya di jajaran kaum muda,” terangnya.

Rusdi menilai, pada Kompetisi Festival Film Pendek SOS ini dengan segmen masyarakat umum, utamanya kaum muda untuk mengajak mereka beraktivitas di media sosial dengan mengedepankan hal-hal positif.

“Kita harap pada kompetensi ini bisa diikuti seluruh segmen masyarakat dengan harapan Indosat dan Narasi bisa mendorong kredebilitas untuk bisa membuat hal positif dari media sosial. Jadi bukan hanya konten hate speech atau bullying yang memang masih marak muncul di media sosial, tapi konten-konten positif harus jauh lebih banyak. Apalagi di musim pilkada yang akan dirayakan di 2024 mendatang,” harap Rusdi.

Sementara, SVP-Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Serang mengatakan, media sosial merupakan rumah dari berbagai karya dan tempat untuk berkolaborasi bersama. Media sosial, harusnya jadi tempat yang nyaman, bukan tempat menebar kebencian.

“Melalui kampanye ini, Indosat mengajak generasi muda untuk #BijakBerkreasiTanpaBatas, di mana kekuatan cerita dan visual dapat menyebarkan pesan perdamaian, kesetaraan, dan toleransi. Dengan dukungan teknologi dan digitalisasi, kita dapat mengubah dunia serta membangun masyarakat yang lebih inklusif dan peduli dengan sesama,” katanya.

Program Festival Film Pendek SOS yang telah sukses terselenggara sejak 2021 ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial (CSR) Indosat di pilar Pendidikan Digital yang memiliki rangkaian kegiatan seperti roadshow ke berbagai kampus, sosialisasi, workshop pelatihan, seleksi penjurian, dan acara pengumuman pemenangnya. Adapun kegiatan workshop pelatihan akan menyajikan lokakarya online dengan menghadirkan para pakar perfilman untuk meningkatkan keterampilan para peserta.

Selain aktifitas roadshow yang digelar di kampus-kampus kota pelaksanaan kegiatan. Kegiatan sosialisasi turut dilakukan di enam kota lainnya, yaitu Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, dan Mataram.

“Ujaran kebencian dapat menjadi awal terjadinya polarisasi. Hal ini menjadi pendorong kami untuk berkontribusi menyampaikan narasi positif di dunia digital melalui pendekatan kreatif. Harapannya kampanye program Festival Film Pendek SOS ini dapat menginspirasi berbagai pihak untuk bergotong royong menciptakan media sosial sebagai tempat yang lebih bermakna untuk kita, nyaman dan aman untuk berekspresi,” terang Steve.

Di tempat yang sama Group Acoount Manager Narasi Ghinar Panigoro mengungkapkan, pada dasarnya sesuai visi yang digagas Founder Narasi, Najwa Shihab adalah ingin terlibat dalam mendorong pemahaman dan pemikiran anak-anak muda yang lebih maju, tetapi tetap dalam ranah positif.

“Intinya kita ingin mengajak anak-anak muda agar prespektifnya lebih kaya, cara berpikirnya makin upgrade sehingga kita bisa mewujudkan anak-anak muda yang lebih baik untuk Indonesia,” ungkapnya.

Ghinar berharap, Indosat dapat terus mengagas program-program yang sifatnya edukasi, dan inspiratif bagi kemajuan generasi muda di masa akan datang.

Sebelumnya, Founder Narasi Najwa Shihab mengatakan, inisiatif Indosat menyelenggarakan Festival Film Pendek SOS 2023 patut didukung. Sebab, sebagai kawan kolaborasi, pihaknya juga memiliki semangat yang sama yaitu melawan penyebaran ujaran kebencian.

“Apalagi, kita sudah memasuki hari-hari jelang pesta demokrasi yang rentan menjadi lahan subur ulah tingkah informasi yang memecah belah. Lewat film-film pendek ini, kami berharap dapat memberikan suara dan gagasan yang dibutuhkan tentang kesetaraan, toleransi, dan perdamaian,” terang Najwa Shihab.

AVP Social Media Strategis Indosat Ooredoo Hutchison Aziman Fadhli mengungkapkan, Festival Film Pendek ini bisa diikuti pada seluruh kategori, baik mahasiswa maupun umum dengan tidak memiliki batasan umur. Termasuk bisa diikuti baik secara individu maupun berkelompok.

“Yang boleh ikut dalam kompetisi ini adalah pengguna media sosial, penyuka film, punya empati pada kehidupan sosial, dan senang berkompetisi,” terangnya.

Bagi yang akan mengikuti kompetisi tersebut wajib mengikuti seluruh rangkaian seleksi, karya yang dihasilkan mulai dari penggunaan musuk, foto, video, dan lainnya tidak melanggar hak cipta, SARA, kekerasan, dan pornografi.

Untuk rangkaian jadwal kegiatan mulai dibuka sesi pendaftaran sejak 26 Oktober 2023 lalu, dilanjutkan registrasi dan roadshow kampus mulai 26 Oktober hingga 30 November 2023. Kemudian, workshop dan pengumpulan karya pada 1 Desember hingga & Januari 2024, seleksi dan penjurian pada 8 Januari hingga 10 Februari 2023, dan pengumuman pemenang (Awarding) pada Februari 2024.

“Pada kompetesi ini kami menyiapkan total hadiah Rp500 juta. Tak hanya itu film yang berhasil menang ini akan diputar pada kegiatan kampanye Indosat hingga festival film sesuai kesepakatan antara Indosat dan film maker,” katanya.