Intensitas Hujan Tinggi, BPBD Luwu Timur Imbau Warga Waspada Bencana Banjir dan Longsor

Intensitas Hujan Tinggi, BPBD Luwu Timur Imbau Warga Waspada Bencana Banjir dan Longsor

REPUBLIKNEWS.CO.ID, LUWU TIMUR- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan selama bulan Agustus 2022 di Kabupaten Luwu Timur, tinggi.

Hal itu disampaikan Operator Pelaksana Teknis Tugas Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penangngulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Timur, Asep.

“Kalau dilihat dari data curah hujan tahun lalu. Pada bulan Agustus curah hujan wilayah Luwu Timur cukup tinggi dan hujannya biasa terjadi di sore-malam,” kata Asep, Kamis (25/08/2022).

Asep menambahkan, dinamika atmosfer pada bulan ini, mendukung naiknya intensitas curah hujan. Itu meliputi wilayah sekitar Teluk Bone, termasuk Luwu Timur. Dalam bulan ini, intensitas curah hujannya tinggi.

“Upaya dini yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan koordinasi dengan BMKG di daerah. Pemantauan dilakukan secara berkala informasi iklim dan perkembangan cuaca maupun peringatan dini cuaca ekstrem.” tambahnya.

Selain itu, BPBD Luwu Timur juga meningkatkan koordinasi antar dinas terkait untuk melakukan langkah kesiapsiagaan sesuai tugas pokok fungsi dan kewenangan.

“Untuk warga yang bermukim di sekitar wilayah rawan bencana banjir ataupun di wilayah bantaran sungai diminta untuk kewaspadaanya. Utamanya dalam musim penghujan ini, pantau terus informasi dari instansi terkait,” pesan BPBD Luwu Timur.

Selain bencana tanah longsor dan banjir akibat hujan, warga juga mewaspadai pohon tumbang. Di pinggir Jalan Poros Trans Sulawesi, banyak pohon pelindung yang ukurannya sudah besar di wilayah Luwu Timur.

Hal ini dikhawatirkan warga, saat musim hujan dan angin kencang terjadi. Pohon bisa tumbang dan menimpa warga yang melintas.

Warga Desa Puncak Indah, Muhammad mengatakan pohon tumbang akibat dihantam angin kencang sangat perlu diwaspadai.

Di sejumlah wilayah di Luwu Timur laporan pohon tumbang terjadi, saat hujan dan angin kencang. Meskipun sejauh ini belum ada laporan warga yang tertimpa pohon tumbang.

“Apa mitigasi bencananya? Jangan ada kejadian baru bertindak?” katanya.

Ia juga menyarankan pemerintah menyediakan nomor call center, OPD apa yang bisa dihubungi untuk menebang pohon ini.