REPUBLIKNEWS.CO.ID, BANJARMASIN — Tangis-tangis menjadi satu opini disita dan disapu, begitulah penggalan lirik yang dinyanyikan oleh vokalis band: Si Madhava, Airlangga Persada dalam lagu berjudul “Bungkam” saat mengisi acara intimate show di Flex Coffe & Dinner, Jl Gatot Subroto, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Band alternative rock dari Banjarmasin ini membawa delapan lagu karya orisinalnya, sederet track di antaranya yaitu Jalan Tanpa Jejak, Untitled, Aku, Bungkam, Intoleran, Arus, Mawar, dan Takkan Sama.
Si Madhava juga meng-cover: Come Together karya The Beatles dalam pentas kecilnya malam itu. Kata Airlangga, ini merupakan intimate show ke-2 yang digelar Si Madhava setelah sekian lama tak menggelar pementasan secara langsung.
“Kita pernah menggelar intimate show pertama waktu itu, dan ini kedua kalinya kita pentas lagi, dengan membawakan hampir satu album,” kata Airlangga kepada republiknews.co.id, pada Minggu (18/07/2022) malam.
Agar lebih “intim”, dalam ajang kali ini para personel Si Madhava juga membahas kisah di balik setiap lagu yang mereka garap.
Airlangga bilang, salah satu lagu andalan Si Madhava berjudul intoleran ini telah banyak didengar oleh pengguna Spotify.
“Ini bisa dikatakan lagu andalan Si Madhava, berjudul Intoleran. Lagu ini sudah didengarkan 20 ribu cringe di spotify,” bebernya.
Airlangga mengaku, pihaknya banyak terinspirasi dari grub musik asal Indonesia, Band Barasuara. Namun tidak semua, kata dia, itu merupakan perpaduan dari genre yang dimiliki tiap personilnya, sehingga terciptalah lagu-lagu itu.
“Sebenarnya perpaduan, walaupun dari masing-masing personil kami beragam genre musik ya. Ada pop, rock, folk dan sebagainya.”
Gitaris Si Madhava, Reza Irawan menceritakan dibalik lagu Bungkam adalah bentuk keresahan yang tidak bisa berbuat apa-apa terhadap wakil rakyat. Seperti tutup mulut, kata dia, orang-orang di luar sana menggelar demo besar namun tidak ada hasil yang kongkrit terhadap gerakan, sekalipun tindakan oleh wakil rakyat. “Kita hari ini seperti dibungkam, dan seperti orang kebingungan mau berbuat apa,” ujarnya.
Selain itu, Reza menyebut akal busuk oleh wakil rakyat yang kerap membujuk warga di masyarakat untuk memilihnya, dengan dalih kemaslahatan yang dijanjikannya. Lewat lagu itu, pihaknya sekaligus mempertanyakan “kenapa” dan “mengapa” bisa terjadi demikian.
“Kami sebenarnya cuma ingin menggambarkan kondisi republik saat ini lewat lagu itu,” tegas Reza.
Sekadar diketahui, Si Madhava dibentuk para personelnya pada tahun 2017 lalu. Mulanya, grup ini hanya band ‘senang-senang’ pengisi pensi belaka. Namun, lambat laun band ini kian serius dengan menggarap karya sendiri.
Pada tahun 2019 silam, mereka merilis single perdana plus MV berjudul ‘Takkan Sama’. Pilihan nama Madhava sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti Muda dan Segar. Hal ini dipilih karena para personilnya ada yang masih menempuh bangku SMA dan kuliah semester awal, waktu awal pembentukan.
“Dan ketika kami tua pun kami ingin semangat kami dalam bermusik dan berkarya tetap seperti kami saat muda,” tandas Reza.
