REPUBLIKNEWS.CO.ID,SINJAI —Penanganan banjir di Kota Sinjai belum sepenuhnya mampu direalisasikan Pemerintah Daerah dibawah kepemimpinan Andi Seto- Andi Kartini. Sebab, saat curah hujan tinggi sejumlah titik ruas jalan tergenang dan bahkan rumah warga mengalami kebanjiran.
Beberapa upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah untuk mencari solusi penanganan banjir di Kota Sinjai termasuk salah satunya melakukan studi banding ke Kota Semarang, Provinsi Jawa tengah bersama sejumlah pejabat dan Anggota DPRD Sinjai.
Tujuan studi banding tahun 2019 lalu dipilih karena Kota Semarang dianggap cukup sukses menanggulangi masalah banjir. Hanya saja, upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil untuk masyarakat sinjai.
Tak hanya itu, tiap tahun Pemerintah Daerah menganggarkan pembangunan drainase untuk membuang dan menghilangkan genangan air di dataran rendah perkotaan yang setiap saat menjadi langganan air namun upaya itu juga tak kunjung berhasil dilakukannya.
Bahkan, janji manis Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai untuk membangun sebuah embung di Lingkungan Bontompare, Kelurahan Bongki, Kecamatan Sinjai Utara dan kolam retensi di pelataran parkir RSUD Sinjai belum terealisasi. Lupa atau pura-pura lupa.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Sinjai, Haris Ahmad yang dikonfirmasi republiknews.co.id via WhatsApp, Selasa (23/5/2023) terkait rencana pembangunan embung dan kolam retensi tersebut lagi-lagi memilih bungkam.
Dikutip dari laman resmi Pemkab Sinjai , embung tersebut rencananya akan dibangun seluas 5 hektar dengan menampung debit air sekitar 20 ribu meter kubik dan bertujuan menampung air dimusim hujan sehingga tak menggenangi wilayah kota Sinjai.
Andi Sarifudin yang saat itu masih menjabat Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas PUPR Sinjai mengungkapkan bahwa detail Engineering Design (DED) pembangunan embung ini telah rampung dan saat ini dalam tahapan pembebasan lahan serta pembuatan dokumen lingkungan.
“Desainnya sudah rampung dan saat ini dalam tahap proses penentuan harga tanah untuk pembebasan lahan warga dengan melibatkan BPN Sinjai. Alhamdulillah, respon warga untuk membebaskan lahannya sangat baik, tinggal penentuan harga,” ujarnya.
Bahkan katanya, Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Makassar telah menyiapkan anggaran sebesar Rp30 Miliar untuk pembangunan termasuk sarana penunjang lainnya.
Selain embung, rencananya akan membangun kolam retensi dengan ukuran 10×20 meter yang fungsinya sama yaitu menampung sementara air hujan. Rencananya, kolam ini akan dibangun di pelataran parkir RSUD Sinjai di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Sinjai Utara. Hal ini mengingat kawasan tersebut juga merupakan salah satu langganan banjir jika memasuki penghujan.
Untuk pembangunan kolam retensi diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp1,5 Miliar dan diharapkan berasal dari bantuan keuangan Provinsi Sulawesi Selatan. (Asrianto)