REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Kabupaten Gowa menjadi salah satu titik kunjungan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 yang dicanangkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Budaya Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Pada kunjungannya diterima di Museum Balla Lompoa Kabupaten Gowa yang juga pada kesempatan tersebut digelar Festival Balla Lompoa Tahun 2022.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa Kamsina mengatakan, pihaknya mengapresiasi dan berterimakasih karena dipilihnya daerah berjuluk Butta Bersejarah ini sebagai lokasi kunjungan program Kemendikbud Ristek.
“Ini merupakan kehormatan bagi kami, dan semoga ke depannya ada kolaborasi lain yang dapat dilakukan,” katanya di sela-sela kegiatan, Sabtu (04/06/2022).
Menurutnya, Kabupaten Gowa merupakan salah satu daerah yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan seni dan budaya di Indonesia. Sampai saat ini, daerah tersebut juga masih dianggap sebagai suatu wilayah dengan masyarakat yang memegang kuat terhadap tradisi dan budaya leluhur.
Apalagi, saat ini perkembangan seni budaya cukup pesat berkembang khususnya di Kabupaten Gowa. Di mana selain sekolah-sekolah kejuruan di bidang seni, terdapat museum Istana Balla Lompoa, puluhan sanggar seni, dan ribuan penggiat kesenian yang ada di Kabupaten Gowa.
“Saat ini komunitas seni budaya semakin bertambah seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan masuknya era disrupsi yang berujung pada semakin banyaknya media untuk berkarya seni budaya. Apalagi dengan adanya Dewan Kesenian Gowa sebagai rumah besar bagi seluruh pelaku seni budaya yang ada di Kabupaten Gowa,” terangnya.
Lanjutnya, Pelaksana Tugas (Plt) Inspektur Daerah Kabupaten Gowa mengungkapkan, kedepannya dibutuhkan regenerasi dalam bidang seni budaya, utamanya pada kesenian lokal tradisional agar dapat tetap terjaga otentisitas dan kelestariannya di masa yang akan datang.
Sebab kata Kamsina, seni dan budaya merupakan produk kreativitas manusia dan menjadi salah satu cara manusia untuk mengekspresikan keinginan, pemikiran dan pemahaman terhadap alam dan lingkungan sekitar. Termasuk di dalamnya sebagai penanda majunya suatu daerah, bangsa, dan negara.
“Dengan melihat kondisi tersebut pemerintah perlu mendorong para pelaku kesenian utamanya yang ada di Kabupaten Gowa untuk terus berkarya dan melakukan kolaborasi dengan pemerintah guna memajukan daerah ini,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Restu Gunawan menyampaikan bahwa ekspedisi Muhibah Budaya Jalur Rempah ini akan menyusuri titik-titik pelabuhan yang menjadi jalur perdagangan rempah-rempah di Indonesia pada masa lalu.
“Peserta akan menggunakan kapal legendaris KRI Dewa Ruci dan akan menjadi duta-duta rempah Indonesia yang akan mempelajari sejarah rempah-rempah pada masa lalu. Tidak hanya itu, mereka juga akan mengkampanyekan kepentingan rempah-rempah pada masa kini dan masa depan dengan sejarah sebagai landasannya,” ujarnya.
Menurutnya, ini akan berujung pada bagaimana rempah-rempah dengan sejarah dan riwayat perjalanannya di Indonesia dapat menjadi warisan kebudayaan yang dikenal oleh dunia di masa yang akan datang.
“Kami berterimakasih pada Kabupaten Gowa sudah support kegiatan ini. Mudah-mudahan kita bisa kerja bareng-bareng untuk mewujudkan rempah-rempah menjadi warisan budaya dunia,” ujarnya. (*)