Republiknews.co.id

Kepala Kantor Konsuler Jepang di Makassar Terkesima Koleksi-Koleksi Musuem Balla Lompoa

Kepala Kantor Konsuler Jepang di Makassar Mr Ohashi Koichi saat melihat dan menyentuh langsung Mahkota Raja atau Salokoa saat di sela-sela berkunjung ke Musuem Balla Lompoa, kemarin. (Dok. Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Kepala Kantor Konsuler Jepang di Makassar Mr Ohashi Koichi melakukan kunjungan ke Musuem Balla Lompoa Kabupaten Gowa. Kunjungannya tersebut untuk mempelajari sejarah dan budaya daerah, serta mempromosikan objek wisata tersebut kepada masyarakat Jepang.

Selama kunjungannya ia menyaksikan seluruh koleksi-koleksi yang ada di Musuem Balla Lompoa yang dipandu langsung sejarahwan dan budayawan Kabupaten Gowa Andi Jufri Tenri Bani untuk menjelaskan sejarah dari koleksi yang ada.

Ia pun merasa terkesima karena dapat melihat langsung berbagai barang peninggalan Kerajaan Gowa di masa lalu yang dipamerkan dalam museum tersebut. Mulai dari barang keramik, badik, alat perang zaman dulu, dan lain sebagainya.

“Saya sangat terkesan dengan Museum Balla Lompa dan berbagai benda peninggalan Kerajaan Gowa. Ini sangat menambah pengetahuan saya mengenai sejarah Kerajaan Gowa,” katanya di sela-sela kunjungannya, kemarin.

Bahkan yang tak kalah berkesan ia mendapatkan kesempatan untuk memegang Salokoa yaitu mahkota raja yang terbuat dari emas murni. Dimana Salokoa ini digunakan saat acara penobatan raja.

Selain itu, dirinya juga mendapatkan informasi tentang tradisi pencucian benda pusaka di Balla Lompoa yang diadakan setiap tahunnya dalam acara Accera’ Kalompoang.

“Saya juga merasa sangat terhormat dapat menyentuh langsung Salokoa,” terangnya.

Mr Ohashi Koichi juga mengaku, sangat terkesan dengan bentuk arsitektur bangunan Musuem Balla Lompoa yang khas yang seperti panggung.

“Saya menilai inilah mengapa Balla Lompoa biasa disebut rumah panggung. Disini juga saya bisa mencoba memakai pakaian adat daerah jas tutu untuk pertama kalinya. Makanya kunjungan kali ini memberikan saya banyak pengetahuan tentang Kerajaan Gowa dan pengalaman mengenakan baju tradisional,” tutupnya.

Exit mobile version