REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Kinerja program pembangunan dalam kepemimpinan Bupati Gowa Sitti Husniah Talenrang bersama Wakilnya Darmawangsyah Muin selama 100 hari kerjanya membawa semangat kolaborasi.
Melalui arah pembangunan untuk mewujudkan Gowa Bersih, Cerdas, Sehat, Sejahtera, dan Aman atau Gowa Bersama, dijalankan melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, TNI, Polri, unsur swasta, dan masyarakat. Kolaborasi ini menjadi hal penting dalam menciptakan Gowa yang lebih maju di masa mendatang.
“Program 100 hari ini adalah program bersama, kami mengajak masyarakat untuk membangun kebiasaan bergotong royong, karena kami melihat ini sudah lama hilang, makanya kita munculkan kembali untuk sama-sama kita berkolaborasi,” terang Husniah Talenrang, usai memaparkan realisasi kinerja 100 Hari Kerja Hati Damai, di Baruga Karaeng Galesong, Kantor Bupati Gowa, Senin, (26/05/2025).
Menurutnya, tujuan akhir dari gagasan program Gowa Bersama yang dikerjakan melalui pelibatan seluruh pihak, utamanya masyarakat adalah untuk melihat Kabupaten Gowa yang kedepannya lebih maju dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.
“100 hari ini adalah awal kami bekerja, kami akan terus melanjutkan program ini, dan kita akan terus membangun sinergitas antara pemerintah, TNI, Polri dan masyarakat,” tegas Husniah.
Dalam paparannya, ia menjelaskan implementasi dari program Gowa Bersama. Pertama, Gowa Sehat (Salewangang), gagasan program ini menitikberatkan terhadap peningkatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar secara merata dan tanpa biaya dengan memberikan pemeriksaan kesehatan dasar gratis (PKDG).
Program yang di elaborasikan dari pemerintah pusat ini memberikan pelayanan kesehatan kepada kelompok prioritas yakni, lansia, masyarakat yang berulang tahun tahun, hingga yang memiliki resiko stunting.
Kedua, yakni menciptakan lingkungan yang aman melalui implementasi Program Gowa Aman (Masannang). Program ini diwujudkan dengan kolaborasi bersama antara pemerintah daerah, kepolisian, TNI, tokoh masyarakat, hingga pemuda. Termasuk pelibatan langsung masyarakat umum, dalam menciptakan dan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Gagasan Gowa Masannang ini juga mendorong turunnya angka kerawanan atau kriminalitas di wilayah Kabupaten Gowa. Keberhasilan pelaksanaan program berdasarkan data Polres Gowa menunjukkan sebelum dilaunching-nya program, Kabupaten Gowa berada di peringkat 18 dalam penyelesaian kasus yang ditangani oleh Polres Gowa, sementara setelah adanya progam menjadi peringkat pertama dalam penyelesaian kasus.
“Hal itu menunjukkan bahwa di Kabupaten Gowa berhasil menekan tindak kejahatan dalam hal ini angka kriminalitas yang ada,” tambah Husniah.
Ketiga, Gowa Cerdas (Caradde). Program ini memberlakukan siswa untuk membaca Al-Qur’an sebelum memulai proses belajar mengajar, mulai dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA. Dengan implementasi “Ayo Mengaji” ini tidak hanya mendorong peningkatan kualitas pendidikan, tetapi juga pada pembentukan karakter anak secara spiritual.
Sehingga pada target jangka panjang program ini diharapkan akan membentuk siswa yang lebih mengenal, membaca, memahami dan mencintai Al-Qur’an yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat, Gowa Bersih (Annangkasi) yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman. Mulai di wilayah permukiman, ruang-ruang publik, hingga lingkungan lainnya yang melibatkan seluruh pihak melalui kolaborasi aktif.
Dalam 100 hari implementasi progam Gowa Bersih telah berhasil melakukan pembersihan di sejumlah titik. Mulai dari jalan utama, pedestrian, kantor pelayanan publik, rumah ibadah, rumah adat dan fasilitas lainnya yang dianggap mampu menciptakan lingkungan yang bersih.
“Di program ini kami berhasil membersihkan emua titik yang menjadi prioritas kami dengan realisasi kinerja pada umumnya 100 persen,” terangnya.
Dalam 100 hari kerja kepemimpinan Hati Damai juga memprioritaskan pada upaya penanganan masyarakat miskin ekstrem melalui pendekatan pendampingan dari Orang Tua Asuh (OTA) dengan mengagas program Gowa Sejahtera (Masunggu) atau yang menjadi program kelima dari Gowa Bersama.
Gowa Masunggu ini dikerjakan 262 OTA yang terdiri dari Bupati, Wakil Bupati, SKPD, TP PKK, Dharma Wanita Persatuan, TNI, Polri dan penjabat lingkup Pemerintah Kabupaten Gowa untuk memberikan intervensi berupa pendampingan kepada keluarga miskin ekstrem. Hanya saja sebelum dilakukannya pendampingan para OTA melakukan upaya dialog agar dapat memberikan solusi dari dalam sebagai bentuk intervensi sesuai kondisi miskin ekstrem.
Strategi penghapusan masyarakat miskin ekstrem dalam progam tersebut dilakukan dengan cara mengurangi beban keluarga miskin ekstrem dengan memberikan bantuan sosial dan menyiapkan akses terhadap kebutuhan dasar, meningkatkan pendapatan dengan menciptakan lapangan kerja, pemberdayaan ekonomi yang berbasis potensi lokal daerah, hingga pemberian modal usaha dan pelatihan keterampilan kerja.
Tak hanya itu juga melakukan upaya pengurangan kantong kemiskinan ekstrem dengan menyediakan atau menata rumah dari keluarga miskin ekstrem yang layak huni. Bahkan tak kalah pentingnya, intervensi dari Program Gowa Masunggu ini adalah bagaimana mencegah keluarga miskin menjadi keluarga miskin ekstrem, dan keluarga miskin ekstrem yang tidak dapat keluar dari kondisi kemiskinan ekstremnya. Hal ini dilakukan para OTA melalui pendampingan dan pembinaan keluarga.
“Dari kinerja tersebut pemerintah daerah berhasil melaksanakan intervensi dengan presentasi 100 persen dan berpotensi mengeluarkan 357 keluarga dari kemiskinan ekstrem,” tutup Husniah.