Republiknews.co.id

Kukar Perkuat Deteksi Dini TBC Lewat Teknologi dan Kolaborasi Lintas Sektor

Kabid P3PL Dinas Kesehatan Kukar, Supriyadi. (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat langkah strategis dalam menghadapi ancaman penyakit Tuberkulosis (TBC), yang masih menjadi salah satu beban kesehatan serius di masyarakat. Meski telah terjadi berbagai kemajuan, kasus TBC di Kukar tetap muncul setiap tahun.

Guna menekan penyebaran, Pemkab Kukar melalui Dinas Kesehatan mengakselerasi program skrining massal, pemanfaatan teknologi digital, serta kolaborasi lintas sektor.

Kepala Bidang Pemberantasan, Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Kukar, Supriyadi, menyatakan bahwa upaya deteksi dini menjadi garda terdepan dalam memutus rantai penularan.

“Kami di Kukar melakukan skrining secara masif. Upaya ini tidak main-main, karena TBC adalah penyakit menular yang jika tidak ditangani bisa menyebar luas melalui udara,” ungkap Supriyadi, Selasa (01/07/2025).

Menurutnya, skrining tahunan menjadi bagian dari pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekaligus mendukung target nasional eliminasi TBC pada 2030. Untuk mendukung hal tersebut, Pemkab mengalokasikan anggaran besar bagi pengadaan alat dan bahan medis habis pakai (BMHP), serta memperluas penggunaan Tes Cepat Molekular (TCM) di fasilitas kesehatan.

Mayoritas puskesmas di Kukar kini telah dilengkapi dengan alat TCM, yang memungkinkan diagnosis TBC lebih cepat dan akurat dibanding metode konvensional. Bagi puskesmas yang belum memiliki fasilitas TCM, layanan tetap berjalan melalui sistem rujukan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat yang telah dilengkapi.

“Dengan TCM, hasil pemeriksaan bisa diketahui dalam hitungan jam. Ini penting agar pasien segera mendapat pengobatan, sehingga potensi penularan bisa ditekan sejak awal,” jelasnya.

Inovasi lain yang tengah dijalankan adalah implementasi sistem pelaporan digital X-Reportable. Sistem ini memungkinkan pemantauan kasus TBC secara real-time dan terintegrasi, bahkan dapat digunakan untuk pelaporan penyakit tidak menular lainnya, menjadikan sistem layanan kesehatan lebih efisien dan responsif.

Tak hanya dari sisi teknis, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan strategi ini. Dinas Kesehatan Kukar menggandeng Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), yang diketuai langsung oleh Wakil Bupati Kukar. Melalui lembaga ini, edukasi dan advokasi pencegahan TBC terus digencarkan, terutama kepada masyarakat berisiko tinggi.

Namun, tantangan besar masih dihadapi. Hingga pertengahan 2025, dari target tahunan 2.809 kasus, baru 491 kasus yang terdeteksi. Artinya, masih banyak penderita yang belum tersentuh layanan. Tahun ini, Dinas Kesehatan Kukar menargetkan skrining terhadap 24.272 orang terduga TBC. Dengan biaya per pemeriksaan berkisar Rp200.000 hingga Rp250.000, program ini menuntut komitmen anggaran yang besar.

“Ini menunjukkan keseriusan Pemkab Kukar. Pemeriksaan gratis untuk puluhan ribu warga tentu memerlukan biaya besar. Tapi ini adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan masyarakat,” ujar Supriyadi.

Dengan pendekatan sistematis, kolaboratif, dan berbasis teknologi, Kukar tidak hanya mempercepat penanganan TBC, tetapi juga menempatkan kesehatan masyarakat sebagai prioritas utama dalam pembangunan. Bila konsisten dijalankan, Kukar berpotensi menjadi daerah percontohan eliminasi TBC di tingkat nasional.

Exit mobile version