REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar, Moch. Muchlasin mengaku bahwa salah satu konsentrasi perekonomian Sulawesi Selatan terpusat di Kota Makassar. Salah satunya dinilai pada capaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencapai 34,84 persen.
“Sepertiga dari PDRB dari Sulawesi Selatan ada di Makassar. Barometer dari Sulawesi Selatan ada di Makassar dan barometer di Indonesia Timur adanya di Sulawesi Selatan,” ujarnya, di sela-sela Pembukaan Financial Expo (FIN Expo) 2025, di Atrium Trans Studio Mall (TSM) Makassar, kemarin.
Selain pada capaian PDRB, kondisi perekonomian di Kota Makassar juga didorong melalui kontribusi sektor jasa keuangan dalam hal ini perbankan. Pada penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Kota Makassar menjadi salah satu daerah dengan penyaluran kredit terbesar di wilayah Sulawesi Selatan.
“Penyaluran kredit UMKM di Makassar mencapai Rp23,87 triliun dari total Rp61,62 triliun di Sulsel. Sementara, untuk jumlah debiturnya 261,770 debitur,” katanya.
Kedepannya, sejalan dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Sulawesi Selatan, OJK Sulselbar bersama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan seluruh pemangku kepentingan akan mendorong pengembangan komoditas unggulan. Baik pada komoditas pisang cavendish maupun kakao.
Ia menjelaskan, pada pengembangan komoditas pisang cavendish sejak diluncurkan pada 28 Oktober 2023 telah terealisasi pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp5,64 miliar kepada 63 petani. Sementara, untuk luas lahan yang dikembangkan sebesar 57,65 hektare (Ha) yang tersebar di empat kabupaten di Sulawesi Selatan.
“Kabupaten Bone dengan luas 36,5 Ha, Pangkep sebesar 10 Ha, Pinrang itu ada 6 Ha, dan Maros sebesar 5,15 Ha,” jelasnya.
Adapun rencana implementasi program pengembangan kakao saat ini telah dilakukan kerja sama dengan PT Mars dan Bank BRI melalui skema khusus dengan konsep pos financing atau supply chain financing yang ditujukan kepada para pengepul sekaligus menjadikan pengepul sebagai agen laku pandai (BRIlink). Dalam program ini terdapat potensi pembiayaan kepada 60 pengepul dan 5.000 petani mitra PT MARS.
Sedangkan, pada kerja sama antara Bank Mandiri dan PT Bumi Surya Selaras (BSS) selaku pelaku usaha sektor kakao di Kabupaten Polewali Mandar memberikan potensi pembiayaan kepada 7.406 petani yang berada di Kabupaten Mamuju Tengah, Mamuju, Polewali Mandar, Majene dan Mamasa.
“Kedepan kami optimis bahwa perekonomian di Sulawesi Selatan akan terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan sektor jasa keuangannya,” tegasnya.
Lanjut Muchlasin, dalam arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) diperlukan pemerataan ekonomi melalui pembangunan daerah dan program sektor prioritas. Bahkan, di UU 2023 Nomor 4 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Jasa Keuangan dibentuk dengan maksud untuk mendorong kontribusi sektor keuangan bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan dan berkeadilan.
“Untuk itu OJK bersama Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga seluruh industri jasa keuangan (IJK) terus mendorong masyarakat agar menggunakan jasa keuangan,” ujarnya.