REPUBLIKNEWS.CO.ID. MAKASSAR — Minat masyarakat di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) untuk berinvestasi di pasar modal mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat perkembangan positif pada sektor pasar modal di wilayah tersebut. Dimana, hingga periode Agustus 2025, jumlah investor yang terdaftar melalui Single Investor Identification (SID) mencapai 1.157.386 SID, atau tumbuh 25,57 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Kepala OJK Sulselbar Moch. Muchlasin mengatakan, peningkatan jumlah investor ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran dan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal sebagai alternatif investasi yang menarik dan mudah diakses.
“Pertumbuhan jumlah investor di wilayah Sulampua mencerminkan semakin luasnya inklusi keuangan, khususnya di sektor pasar modal. Ini juga menjadi indikator meningkatnya literasi masyarakat terhadap investasi yang produktif,” ujar Muchlasin, dalam keterangannya, kemarin.
Ia menyebutkan, mayoritas investor di wilayah Sulampua masih menempatkan portofolionya pada instrumen Reksa Dana, karena dinilai lebih mudah dan memiliki risiko yang relatif rendah. Dimana mengalami pertumbuhan 25,15 persen secara tahunan atau pada Agustus 2024 jumlah SID di produk tersebut mencapai 876.893 SID, sementara di Agustus 2025 melonjak mencapai 1.097.403 SID.
Namun demikian, pertumbuhan jumlah investor saham menjadi yang tertinggi, yakni meningkat 34,56 persen secara tahunan. Adapun jumlah SID nya meningkat dari 292.875 pada Agustus 2024 menjadi 394.093 SID di Agustus 2025. Selanjutnya, pada produk Surat Berharga Negara (SBN) juga mengalami peningkatan 10,58 persen atau 921.740 SID di Agustus 2024 menjadi 1.157.386 SID di periode yang sama 2025.
“Lonjakan investor saham menunjukkan minat masyarakat untuk berinvestasi secara langsung di pasar modal semakin kuat. Hal ini juga tidak lepas dari kemajuan teknologi, kemudahan akses aplikasi investasi digital, serta upaya literasi yang terus dilakukan OJK bersama pelaku industri,” jelas Muchlasin.
Adapun akumulasi nilai transaksi saham hingga Agustus 2025 secara year to date (ytd) tercatat mencapai Rp41,91 triliun. Angka ini menegaskan bahwa aktivitas investasi masyarakat di pasar modal terus tumbuh dinamis dan memberikan kontribusi terhadap perekonomian wilayah Sulampua.
Muchlasin menambahkan, OJK akan terus memperkuat kolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), pelaku industri keuangan, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan literasi serta memperluas jangkauan edukasi investasi di daerah-daerah.
“Kami berharap pertumbuhan jumlah investor ini diikuti dengan peningkatan pemahaman terhadap risiko dan prinsip investasi yang sehat, agar masyarakat dapat berinvestasi secara bijak dan berkelanjutan,” harapnya.
