REPUBLIKNEWS.CO.ID, Kendari – Wakil Rektor III Universitas Halu Oleo (UHO), Dr. Nur Arafah S.P.M.Si mengatakan, dalam pelaksanaan Pemiluraya UHO 2020 satu handphone atau satu komputer hanya bisa digunakan oleh satu orang mahasiswa dalam menyalurkan suaranya.
“Tim ITE UHO sudah merancang hal tersebut, jadi nanti satu HP atau satu Komputer itu hanya bisa di pakai oleh satu orang mahasiswa saja,” ungkapnya melalui telpon seluler, Kamis (19/11/2020).
Nur Arafah mengatakan, hal tersebut di lakukan, agar meminimalisir terjadinya pencurian akun seperti yang terjadi pada pemira e-voting sebelumnya.
“Dulu kan password masing-masing mahasiswa itu dipegang oleh KPPS, nah disitulah celah kecurangan terjadi. Karena ada oknum yang menggunakan token tersebut untuk menyalurkan suara mahasiswa tersebut,” jelasnya.
Berbeda dengan sebelumnya, kata Nur Arafah, secara teknis Pemira e-voting tahun 2020, password untuk masuk ke sistem pemira akan dikirim langsung kepada mahasiswa secara online ke akun pribadi masing-masing.
“Kalau sebelumnya kan, password itu diberikan pada saat mahasiswa memasuki TPS,” ujarnya.
“Password tersebut nantinya diakses oleh mahasiswa melalui siakad,” sambungnya.
Lanjutnya, pemira UHO secara e-voting juga berfungsi untuk meminimalisir adanya intervensi dan intimidasi terhadap mahasiswa dalam menyalurkan hak pilihnya.
“Kalau sebelumnya kan masih bisa dimobilisasi, dijemput di kamarnya dan lain sebagainya. Tapi dengan model seperti ini yang bisa mengakses sistem hanya mahasiswa bersangkutan,” tuturnya. (Akbar Tanjung)
Minimalisir Pencurian Akun, E-voting Pemira UHO 2020 Diperketat

Gedung Rektorat UHO. Foto: uho.ac.id