REPUBLIKNEWS.CO.ID, BUTON TENGAH — Pembagian uang bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp 450.000/murid di SD Negeri 1 Banga, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara menuai misteri. Pasalnya, uang bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) dari beberapa murid penerima bantuan sudah tertarik. Salah satunya adalah Riski, murid kelas 5 SD Negeri 1 Banga.
Menurut pengakuan Yunus (38) yang merupakan orang tua Riski, pada Kamis, 16 juli 2020 telah dilakukan pembagian uang bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) di sekolah SD Negeri 1 Banga. Ternyata, lanjut dia, uang atas nama anaknya sudah ditarik.
“Jadi pada hari kamis, 16 juli kemarin itu pembagian uang bantuan PIP. Saat itu yang ke sekolah adalah istri saya. Kata istri saya, saat di sekolah pengakuan dari kepala sekolah bahwa uang bantuan PIP anak saya sudah ditarik, entah siapa yang tarik. Sementara saya sama sekali tidak memegang buku rekening maupun ATM,” ucap ayah Riski kepada awak media, di Taman Matana Soromba, Mawasangka, Senin (20/07/2020).
Setelah mendengar cerita dari istrinya, lanjut Yunus (38), ia segera mendatangi sekolah untuk mempertanyakan hal tersebut. Setibanya di sekolah, penjelasan sama disampaikan oleh Kepala sekolah bahwa uang bantuan tersebut sudah tertarik dari rekening. Mendengar hal itu, Yunus (38) langsung mememinta buku rekening untuk melakukan pengecekan di pihak Bank.
“Setelah mendengar cerita istri saya, langsung saja saya ke sekolah untuk mempertanyakan hal itu. Pihak sekolah membenarkan bahwa uang bantuan PIP anak saya sudah tertarik. Saya langsung meminta buku rekening untuk di cek di bank”, jelasnya.
Saat mengkonfirmasi di Bank BRI, Yunus (38) mengatakan bahwa penjelasan pihak bank sama saja dengan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah.
“Saat konfirmasi ke Bank BRI, pihak Bank juga memberikan penjelasan yang sama bahwa uang bantuan tersebut sudah ditarik,” ucapnya.
Dikesempatan yang sama, Kepala Sekolah SD Negeri 1 Banga, H. Hurdin mengatakan bahwa pihaknya juga tidak tahu menahu kenapa uang bantuan itu sudah tertarik.
“Saya tanyakan kepada orang tuanya apakah benar ini uang anaknya sudah ditarik, orang tuanya bilang belum ” ucapnya.
Lanjut, H. Hurdin mengakui bahwa buku rekening bantuan PIP dipegang oleh pihak Sekolah. Namun, untuk ATMnya pihak sekolah tidak memegangnya.
“Tidak ada, tidak ada ATM sama saya,” pungkasnya.
H. Hurdin membeberkan bahwa kejadian ini sudah pernah terjadi sebelumnya. Ia juga menginginkan agar kejadian ini ditelusuri agar bisa diketahui dimana letak kesalahannya.
“Hal ini pernah terjadi sebelumnya. Kalau bisa kejadian ini ditelusuri, kita pertanyakan dimana mandeknya ini uang karena ini adalah hak masyarakat,” ungkapnya. (Muh. Hafiz)
