Republiknews.co.id

MIWF 2020 Kembali Digelar, Angkat Tema Anthropause

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Festival sastra tahunan di Kota Makassar atau Makassar International Writers Festival (MIWF) kembali digelar di tahun ini. Hanya saja ditengah pandemi Covid-19, sehingga pagelarannya akan dilaksanakan secara virtual.

Pendiri dan Direktur MIWF Lily Yulianti Farid mengatakan, kegiatan tahunan yang digelar Rumah Budaya Rumata’ Artspace tahun ini mengambil tema Anthropause. Dimana merupakan istilah baru yang menggambarkan jeda besar-besaran yang terpaksa dilakukan manusia di seluruh dunia akibat pandemi.

“Tahun ini masuk pada edisi kesepuluh. Meski digelar virtual kami optimis serangkaian kegiatan yang akan dilakukan akan tetap memberikan kegembiraan bersastra, meningkatkan minat baca, serta mendorong aktivitas menulis dan penerbitan karya sastra,” katanya dalam pernyataannya, Sabtu (19/06/2021).

Ia menyebutkan, dalam festival ini nantinya akan menghadirkan pembicara utama yang merupakan seorang penulis dengan sejumlah karya terbaiknya dan aktivis. Antara Marina Mahathir asal Malaysia, penulis Sayaka Murata asal Jepang yang novelnya Convenience Store Woman telah diterjemahkan ke dalam 36 bahasa dan telah mendapatkan berbagai penghargaan, Nicholas Saputra asal Indonesia yang dikenal sebagai aktor, produser film dan aktivis lingkungan yang akan membagi ide dan pikirannya tentang keterkaitan antara alam dan manusia di tengah pandemi.

Tak ketinggalan pula penulis Indonesia Timur, diantaranya, Emil Amir (Makassar), Erni Aladjai (Banggai) dan Gody Usnaat (Papua) yang menawarkan gagasan baru tentang budaya, gender dan relasi kuasa di daerah mereka masing-masing.

Ia menjelaskan, untuk pengisi panggung utama festival tahun ini adalah para pekerja migran perempuan Indonesia di Asia yang menulis dan menjadi bagian dari ekosistem sastra migran dunia, para pengungsi dan pencari suaka yang masih tertahan di Indonesia dan mengisi keseharian mereka dengan menulis, serta penulis dari komunitas tuli yang mengekspresikan kerisauan mereka melalui tulisan.

“Pandemi membuka mata kita, sehingga ketidakadilan dan kesenjangan yang dulunya samar dan sayup terdengar, kini makin jelas wujudnya. Narasi seputar pandemi yang memenuhi kesadaran kita adalah narasi kelas menengah. Cerita-cerita dari kelompok masyarakat kurang mampu atau berkebutuhan khusus atau mereka yang sedang berada dalam kondisi rentan, perlu mendapat tempat yang lebih luas,” tegas Lily Yulianti.

MIWF yang berhasil meraih penghargaan International Excellence Award, London Book Fair sebagai Festival Sastra Terbaik 2020 ini kembali  dilaksanakan atas dukungan Japan Foundation, Indonesia; The Body Shop Indonesia dan British Council serta puluhan komunitas, media, penerbit dan toko buku independen yang menjadi mitra.

Untuk seluruh kegiatan bersifat gratis, dapat diikuti dengan mendaftarkan diri di www.makassarwriters.com atau cukup dengan menyaksikannya langsung di Youtube Rumata’ Artspace. (Rhany)

Exit mobile version