Republiknews.co.id

Mulo Fest Disparbud Sulsel Ketiga Angkat Tema Fashion

Salah satu pengunjung Mulo Fest yang berlangsung di Gedung Mulo Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar, Jumat (26/08/2022). (FOTO. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Setelah berhasil menggelar Festival Mulo atau Mulo Fest kedua. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan kembali menggelar kegiatan serupa.

Jika pada pagelaran pertama Mulo Fest mengangkat tema kuliner, kemudian perhelatannya yang kedua mengangkat tema film. Pada kegiatannya yang ketiga ini mengangkat tema fashion.

Sekretaris Disparbud Sulsel Devo Khaddafi mengatakan, pada perhelatannya yang ketiga ini terdapat tiga hal yang berbeda pula.

Mulo Fest yang berlangsung di Gedung Mulo Sulsel ini sebelumnya hanya berlangsung selama satu hari. Maka kali ini berlangsung selama dua hari.

“Di Mulo Fest yang kesatu dan kedua itu hanya satu hari, ini menjadi dua hari. Mulai 26-27 Agustus 2022,” katanya saat ditemui di tengah-tengah kegiatan, Jumat (26/08/2022).

Perbedaan kedua adalah tema yang diangkat. Antara lain pada perhelatannya yang pertama mempromosikan kuliner-kuliner lokal, selanjutnya di kegiatan kedua mempromosikan film, termasuk film lokal dan ketiga adalah mempromosikan fashion lokal daerah.

“Kenapa kita mengangkat fashion?. Sebab fashion ini menjadi salah satu sub sektor ekonomi kreatif yang tinggi. Sehingga fashion ini menempati posisi paling tinggi dalam pendapatan daerah selain kuliner,” terang Devo.

Olehnya ia berharap, melalui pagelaran Mulo Fest yang mengangkat tema Colorful Fashion ini diharapkan mampu mendorong kehadiran fashion-fashion lokal yang ada. Pasalnya brand-brand fashion lokal daerah telah mampu menembus pasar nasional.

“Inilah kita harapkan, kita dorong juga fashion kita untuk menjadi salah satu industri yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Sekarang banyak sekali kita lihat lokal brand yang ternyata mampu menembus sampai ke tingkat nasional,” katanya.

Lebih lanjut kata Devo, perbedaan pagelaran Mulo Fest ketiga ini yaitu pada area kegiatan. Di mana jika sebelumnya hanya mengambil lokasi kegiatan di dalam Gedung Mulo, kali ini digelar di dalam dan di luar gedung.

Sehingga lebih banyak pelaku usaha fashion maupun kuliner atau UMKM yang bisa dilibatkan dalam festival tersebut.

“Sebelumnya hanya ada 12 hingga 16 tenant bisa kita libatkan. Sekarang ada 24 tenant, baik itu kuliner, kerajinan maupun fashion. Kita harapkan berikutnya makin lebih besar karena kita berharap makin banyak UMKM yang kita sentuh,” harap Devo.

Upaya Disparbud Sulsel dalam mempromosikan situs-situs bersejarah melalui Mulo Fest mendapat dukungan dari banyak pihak.

Pasalnya, semakin banyak pihak dari luar yang mau berpartisipasi untuk menyukseskan kegiatan tersebut.

“Ini menandakan bahwa Mulo Fest memiliki konsep yang cukup diterima oleh masyarakat dan kita berharap meskipun tanpa menggunakan APBD pun ternyata bisa kita laksanakan, sebab ini adalah bentuk kolaborasi dari semua stakeholder ke pariwisata,” tutupnya.

Salah satu pengunjung Mulo Fest Asrawi Muin mengatakan, kegiatan ini sangat ia nikmati. Sebab selain bisa menikmati jajanan kuliner yang ada di Mulo Fest, dirinya juga bisa menikmati hiburan-hiburan yang di persembahkan.

“Tadi saya jajan beberapa kuliner kekinian disini. Saya juga menikmati beberapa pertunjukan, bahkan tadi ada kegiatan workshop fotografi,” katanya.

Dirinya berharap Mulo Fest ini pun bisa terus digelar dengan konsep yang lebih besar tentunya.

Exit mobile version