Republiknews.co.id

Nakes Sinjai Lalai Dengan Protokol Covid-19

REPUBLIKNEWS.CO.ID, SINJAI — Klaster Tomboro menjadi klaster pertama di Kabupaten Sinjai. Sebanyak 6 Santri dari klaster tersebut menjadi cikal bakal perkembangan Covid-19 sampai saat ini (Minggu,09/08/2020) di Kabupaten yang mempunyai Sematan Panrita Kitta itu.

Dari data gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 (GTPP C-19) di Kabupaten Sinjai, tercatat ratusan warga Sinjai yang tersebar di Sembilan Kecamatan pernah dan sedang terinfeksi virus yang bersumber dari Wuhan (Cina) itu.

Selain Ratusan warga yang terpapar, dilansir dari Website Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, Sabtu (08/08/2020) kemarin, (Yang masih menggunakan OTG, ODP dan PDP), Dinkes Sinjai merincih, sebanyak, 2.585 warga Sinjai OTG, 1.914 Proses Pemantauan dan 671 warga Sinjai dikalim selesai dalam Pemantauan.

Adapun Orang Dalam Pengawasan (ODP) Dinkes Sinjai mencat sebanyak 279 orang yang tersebar di beberapa Kecamatan. 58 warga masih dalam Proses Pemantauan, sementara
221 warga Selesai Pemantauan dan
3 orang masih dalam perawatan.

Sementara, Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Dinkes Sinjai mencatat sebanyak 31 warga. Dari ke 31 PDP tersebut, Satu warga masih menjalani perawatan, 21 warga di Pulangkan 1 warga dirujuk dan tercatat 1 warga meninggal Dunia.

Mewabahnya Covid-19 di Sinjai seakan menjadi drama berkepanjangan bagi Tenaga Kesehatan (Nakes) di Sinjai. Pasalnya dari 223 warga Sinjai yang pernah dan sedang terinfeksi Covid-19, Nekes Sinjai menempati Urutan pertama yang terpapar. tercatat Ratusan Nakes pernah dan sedang terpapar Covid-19 di Kabupaten yang di Pimpin Andi Seto Ghadista Asapa-Andi Kartini Ottong itu.

Banyaknya Nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19, berdampak pada sektor Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Sebab, beberapa Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) dan RSUD Sinjai menutup Pelayanan Sementara Sampai waktu yang tidak di tentukan.

Plt.Kadis Kesehatan Sinjai drg.Fariani Irfani, saat dimintai tanggpannya beberpa waktu lalu, terkait Faktor ratusan Nakes Sinjai yang terpapar, memberi jawaban yang cukup datar. Menurutnya, banyaknya Nakes yang terpapar lantaran Nakes adalah garda terdepan.

“Tenaga kesehatan adalah paling rentan untuk terinfeksi karna berhadapan langsung dengan masyarakat, yang mungkin sudah terinfeksi tapi tanpa gejala sehingga tidak terdeteksi,” ujarnya.

Sebagian besar specimen swab PCR yang diperiksa di kabupaten Sinjai adalah Nakes, dari sekitar 1.800-an specimen, 65% nya adalah adalah nakes.

“Nakes yang terjaring untuk pemeriksaan karna nakes harus jelas statusnya untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tulis Plt.Kadis Kesehatan.

Saat ditanya terkait kelalaian atau APD yang minim sehingga banyaknya Nakes yang terpapar, Plt Kadis Kesehatan menjawab, jika APD Nakes memadai, namun bisa saja Nakes terinfeksi dari droplet.

“APD nakes digunakan berdasarkan level nya sesuai pedoman.
‘Kebutuhan APD untuk petugas kami akomodir sesuai permintaan kebutuhan’.Tenaga kesehatan rentan karna kontak langsung dengan pasien, bisa jaga jarak kalau sama pasien? jadi ketika pasien adalah orang tidak bergejala dan mungkin sudah terinfeksi maka kemungkinan nakes terpapar karna nakes tidak menggunakan ‘APD’ yang tepat untuk standar covid, APD kan ada level2 nya,” ucapnya.

Di tempat berbeda, pemerhati Sosial, Ancha Mayor, yang dimintai tanggapannya terkait Jawaban Plt Kadinkes Sinjai, tertawa geli menanggapi jawaban Plt.Kadinkes Sinjai.

“Jelas lah, Nakes garda terdepan, tapi menagcu Jawaban Bu Plt. kadinkes Berarti ada kelalaian, Masa nakes tidak menggunakan ‘APD’ yang tepat untuk standar Covid-19,” tanggapnya sembari tertawa.

Lanjut, Ancha, katakan, guna memastikan surat keterangan Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, terkait Status Warga Kabupaten Sinjai yang dinyatakan Positif, meminta dan menantang DPRD Sinjai turun tangan, agar ceritra Covid-19 di Sinjai benar adanya.”Untuk mengetahui kepastian dan kebenaran dari Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, terkait Status Warga Kabupaten Sinjai yang dinyatakan Positif, maka sebaiknya DPRD (kalau memang punya nyali), minta Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, perlihatkan hasil Tes Laboratorium PCR semua pasien, baik yang diuji di Balai Besar atau Balai Kelas I Makassar, tapi saya sanksi, kalau mereka bisa memperlihatkan dan mereka berani memperlihatkan Data dan Fakta yang sebenarnya,” pungkasnya.

Di hari yang Sama (Minggu) melalui Selular, Politis Gerindra Fahri Matoa, anggota Dprd Sinjai, menyarankan, Ancha Mayor datang ke DPRD Sinjai dan Tidak menyampaiakan aspirasi di luar kantor DPRD Sinjai. “Sebagai mana kita ketahui bahwa DPRD berkewajiban menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat yang pelayannya dilaksanakan sesuai per’undang-undang’an, dan disampaikan di gedung DPRD,” singkatnya. (Anto)

Exit mobile version