Nurani Strategic: Caleg NasDem Ismail Manda Berpotensi Geser Petahana DPRD Sulsel di Dapil Makassar B

Nurani Strategic: Caleg NasDem Ismail Manda Berpotensi Geser Petahana DPRD Sulsel di Dapil Makassar B

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Peta persaingan semakin dinamis sebulan jelang pemungutan suara Pileg 2024 pada 14 Februari mendatang. Baik persaingan para caleg tingkat DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, maupun DPR RI.

Ambil contoh di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel II untuk DPRD Provinsi Sulsel. Dapil yang disebut juga Makassar B itu meliputi Kecamatan Panakkukang, Manggala, Tamalanrea dan Biringkanaya.

Dapil ini memperebutkan total 6 kursi. Sejumlah petahana pun kembali bertarung di dapil ini, mulai dari Adam Muhammad (Gerindra), Risfayanti Muin (PDIP), Rahman Pina (Golkar), Rezki Mulfiati Lutfi (NasDem), Haslinda (PKS), hingga Haidar Madjid (Demokrat).

Direktur Nurani Strategic, Nurmal Idrus mengatakan persaingan di Dapil Sulsel II untuk DPRD Sulsel sangat sengit karena memperebutkan 6 kursi. Posisi parpol dan caleg petahana belum aman karena terus diintai oleh sejumlah pendatang baru.

“Selain petahana yang terancam, parpol petahana di dapil itu juga relatif tak aman. Kemungkinan hanya NasDem yang aman karena menempatkan figur caleg yang bagus,” kata Nurmal Idrus, Kamis (18/1/2024).

Menurut mantan komisioner KPU Makassar itu, khusus di internal NasDem tinggal menyisakan persaingan ketat antara dua kandidat utama, yaitu petahana Rezki Mulfiati Lutfi yang menghadapi tantangan serius dari Ismail Manda.

“Ini pertarungan sengit nantinya. Karena penentuan akhirnya ada di pendekatan akhir pada Februari nanti,” beber Nurmal Idrus.

“Ismail Manda ini merupakan penantang yang serius terhadap Rezki Mulfiati Lutfi. Terlihat riset di lapangan, pergerakan Ismail Manda sangat bagus, ada potensi untuk mengungguli caleg petahana,” tambahnya.

Soal parpol, Nurmal Idrus juga memberikan analisanya. Sejumlah parpol yang pada Pileg 2019 lalu tersisih, seperti PPP, PAN dan PKB, kini muncul dengan kekuatan baru. Kondisi itu mengancam lima parpol lainnya, seperti Golkar, PKS, Gerindra, Demokrat dan PDIP.

“Jadi, lima parpol ini kehilangan banyak amunisi dibanding pada Pileg 2019 lalu. Seperti Golkar yang kehilangan Imran Tenri Tatta dan menyisakan Rahman Pina berjuang sendiri, demikian pula dengan Gerindra yang kehilangan sejumlah figur penambang suara di Pemilu 2019,” ungkap Nurmal Idrus.

Menurutnya, ada tiga parpol penantang yang berpeluang menggantikan posisi parpol incumbent itu jika tak berkonsolidasi dengan baik. PPP misalnya, kini tampil dengan kekuatan baru.

“Mereka punya figur anak muda seperti Salman Alfaris Karsa Sukardi yang amat progresif pergerakannya. di PKB ada Misriani Ilyas, demikian pula di PAN ada Hamzah Hamid,” demikian Nurmal. (*)