REPUBLIKNEWS.CO.ID, WAJO – Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Nurdin Abdullah akan kembalikan kejayaan Sutra yang ada Sulsel.
Diketahui, sutra di Sulsel dikembangkan sejak tahun 80an di Kabupaten Wajo dan Kabupaten Soppeng.
Kegiatan tersebut dihadiri dari Direktur Bank Indonesia (BI), Bupati Wajo, Asisten Bupati Soppeng, Kadir Perindustrian Sulsel, Biro Ekonomi Sulsel, Kadis PTSP Sulsel, Kadis Pertanian Sulsel, hadir juga Polres Wajo, Dandim Wajo, Kejari Wajo dan seluruh hadirin.
Pada kesempatan Focus Grup Disscusi (FGD) pengembangan persutraan di Sulawesi Selatan dengan tema “Mengembalikan Kejayaan Sutra”, orang nomor satu di Sulsel ini mengumpulkan stakeholder untuk mendukung peningkatan produksi dan distribusi sutra yang merupakan bahan khas dari Sulawesi Selatan.
“Bagaimana kita mendorong, program kehutanan sosial ini. Tidak ada alasan bagi kita sutra ini harus mundur ya. Saya kira kita bisa melihat diberbagai negara sutra menjadi pakaian yang eksklusif,” ungkap Prof Nurdin Abdullah dalam kesempatan FGD, di Kantor Bupati Wajo, Selasa (13/08/2019).
Gubernur Sulsel menyampaikan kepada seluruh hadirin bahwa kain sutra sudah menjadi usaha dan kerajinan dari turun temurun baik masyarakat Wajo maupun masyarakat Soppeng.
“Saya kira BI juga punya konsep untuk meningkatkan ulat sutra kita, tinggal bagaimana kolaborasi bersama, bagaimana kita mencoba menghadirkan tehnologi yang sangat bagus, bagaimana kita melihat cara pewarnaan, dan kita coba melihat apa kendala supaya kita sama-sama support,” jelas alumni Unhas Makassar ini.
Selain orang Indonesia khususnya Sulsel, kain sutra sendiri banyak diminati masyarakat mancanegara. Secara khusus Konsultan Jendra Jepang menyampaikan pada saat acara pengumpulan 100 investasi di Jakarta Jepang Club (JJC) pada tanggal 9 Agustus 2019 kemarin.
“Bahkan kemarin Konsultan Jendra Jepang akan mensupport sutra di Wajo dan Soppeng. Mudah-mudahan pertemuan ini mendorong sebuah kesepakatan bersama untuk produksi sutra. Karena ini bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” urai mantan Bupati Bantaeng dua periode itu.
Untuk, jaringan pemasaran sendiri juga akan dibantu dari BI dan pemerintah kabupaten kota dan Pemprov Sulsel. Untuk Sulsel sendiri Kadis Perindustrian siap berkolaborasi dengan semua pihak untuk mendorong cita-cita bersama.
“Saya kira jaringan pasar tidak sulit, BI juga bisa membantu, BI juga bisa menyediakan untuk pengembangan ulat dan menyalurkan hasilnya. Saya sudah minta kadis Perindustrian kita kelaborasi karena ini salah satu keunggulan kita,” ujarnya.
Karena, lanjut Prof Nurdin Abdullah, sangat disayangkan bila keunggulan sutra di Sulsel tidak dikembangkan dan dikawal dengan baik oleh pemerintah daerah.
“Kita ikut perihatin keunggulan kita terus mengalami degradasi dan ini perlu kita lakukan pengawalan bersama,” pungkasnya. (Latif)
