Republiknews.co.id

Ogi Prastomiyono: Generasi Muda Wajib Rencanakan Pengelolaan Keuangan Secara Bijak

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono. (Dok. OJK Sulselbar)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono menilai, generasi muda saat ini sangat perlu untuk memulai perencanaan masa depan sejak dini. Terutama dalam pengelolaan keuangan yang bijak, mulai dari investasi, penerapan manajemen risiko, hingga memiliki asuransi.

“Dalam setiap siklus kehidupan, dari lahir hingga hari tua, terdapat kebutuhan dan risiko yang harus diantisipasi. Mitigasi risiko perlu dilakukan sejak awal untuk menghindari dampak finansial yang lebih besar di masa depan,” katanya, saat memberikan pandangan, di sela-sela OJK Mengajar bertajuk “Generasi Cerdas Keuangan Menuju Indonesia Emas”, di Auditorium Baruga Andi Pangerang Pettarani, Universitas Hasanuddin Makassar, kemarin.

Ia pun menekankan, agar generasi muda masa kini dalam melakukan tips pengelolaan keuangan dan investasi, termasuk mengakses produk dan layanan asuransi wajib disesuaikan dengan kapasitas dan profil risiko dari masing-masing individu. Termasuk, dapat memahami manfaat, risiko dan biaya dari produk dan layanan jasa keuangan yang akan digunakan.

“Hal ini agar generasi muda dapat memanfaatkannya dengan baik dalam rangka mencapai tujuan keuangan yang diharapkan,” ujarnya.

Sementara, Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Darwisman menyampaikan bahwa penting bagi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) untuk meningkatkan transparansi, memperbaiki layanan dan mengutamakan pelindungan konsumen.

Sebagai bentuk pemenuhan pelindungan konsumen, OJK menyediakan layanan pengaduan melalui mekanisme Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK). Aplikasi tersebut untuk memproses laporan terkait ketidakpuasan konsumen terhadap lembaga jasa keuangan.

“Peningkatan transparansi, edukasi keuangan, dan kepatuhan Industri Jasa Keuangan, menjadi hal penting untuk mengurangi pengaduan di sektor jasa keuangan, selain dari adanya pengawasan OJK,” kata Darwisman.

Lebih lanjut, selain berperan dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan, dukungan dari LJK juga sangat diperlukan dalam pengembangan perekonomian daerah. Di Sulawesi Selatan sendiri terdapat berbagai komoditas unggulan yang dapat dikembangkan seperti komoditas kakao dan pisang cavendish.

“Pengembangan komoditas ini dapat menjadi perhatian industri asuransi untuk dapat mengembangkan produk asuransi parametrik sebagai bagian dari ekosistem akses keuangan dalam peningkatan perekonomian Sulawesi Selatan bahkan nasional,” terang Darwisman.

Sebelumnya, OJK Mengajar dengan menyasar mahasiswa di Unhas dalam rangka memberikan pengetahuan ke mahasiswa untuk memahami produk dan layanan di perasuransian dan dana pensiun yang penting dalam perencanaan masa depan.

Kegiatan OJK Mengajar kali ini juga bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) OJK ke-13 Tahun dan peringatan Hari Asuransi ke-18 Tahun. Pada kegiatan tersebut dilaksanakan secara hybrid dan dihadiri oleh 5000 peserta yang berasal dari mahasiswa Universitas Hasanuddin dan univesitas lain di wilayah kerja OJK Sulawesi, Maluku dan Papua.

Pada sesi OJK Mengajar dilakukan diskusi panel interaktif yang menghadirkan empat narasumber yang ahli dibidangnya. Antara lain Direktur Group Surveilans Asuransi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Advis Budiman, Direktur PEPK dan LMSt OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Arif Machfoed, Direktur Institutional Banking BNI, Munadi Herlambang, dan Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Budi Herawan.

Kemudian, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEB Unhas Mursalim Nahang yang bertindak sebagai moderator dalam diskusi tersebut. Selain itu, dilakukan juga penyerahan produk asuransi dengan manfaat perlindungan jiwa selama satu tahun kepada 2000 mahasiswa.

Rektor Universitas Hasanuddin Jamaluddin Jompa mengapresiasi dan menyambut baik program OJK Mengajar yang diselenggarakan di Unhas. Menurutnya, mahasiswa perlu memiliki literasi keuangan yang baik agar dapat menjadi pekerja dan pengusaha yang sukses di kemudian hari.

Ia juga menyampaikan perlunya dilaksanakan survei untuk mengukur tingkat literasi keuangan mahasiswa di Unhas, kemudian dari hasil survei akan dirumuskan program peningkatan literasi keuangan di lingkungan kampus.

“Kolaborasi dan sinergi antar seluruh pemangku kepentingan dibutuhkan untuk merumuskan dan melaksanakan program dimaksud agar tercapai mahasiswa yang cakap keuangan,” katanya singkat.

Exit mobile version