REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Pelaku industri asuransi memperkenalkan produk yang dikhususkan untuk memberikan perlindungan kepada sektor ketahanan pangan Asuransi Parametrik. Produk ini pun dinilai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai produk perlindungan bagi para petani di kondisi perubahan iklim saat ini.
“Asuransi Parametrik ini adalah salah satu inovasi yang menawarkan solusi perlindungan berbasis parameter yang telah ditentukan sebelumnya. Bukan pada kerugian aktual yang terjadi,” terang Kepala OJK Sulselbar Darwisman, dalam keterangannya, Minggu, (15/12/2024).
Ia menilai, asuransi tersebut sangat relevan di wilayah yang rentan terhadap bencana alam, termasuk wilayah pertanian dan perkebunan di Indonesia. Salah satunya di wilayah Sulawesi Selatan. Produk jaminan perlindungan ini pun memberikan sejumlah manfaat, khususnya di sektor pertanian dan perkebunan.
Pertama, pada mitigasi risiko iklim akan memberikan perlindungan petani dan pekebun dari risiko gagal panen akibat cuaca ekstrim akibat perubahan iklim yang menyebabkan banjir maupun kekeringan. Kedua, pada kepastian keuangan akan memberikan kepastian keuangan kepada pelaku sektor agrikultur untuk memulai kembali produksi pasca bencana.
Ketiga, untuk dukungan peningkatan produktivitas yakni mendorong petani untuk berinvestasi lebih besar dalam praktek pertanian yang lebih baik karena adanya perlindungan risiko.
“Hal lainnya yakti berdasarkan parameternya yakni klaim dibayarkan ketika parameter tertentu tercapai. Seperti jumlah curah hujan, kecepatan angin dan magnitudo gempa,” jelasnya.
Potensi untuk industri asuransi tersebut pun dinilai cukup besar. Hal ini dengan melihat luasan sektor agrikultur di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan serta kerentanannya terhadap perubahan iklim. Olehnya, Asuransi Parametrik tersebut dapat menjadi solusi inovatif.
Misalnya untuk pertanian berbasis pangan utama seperti padi dan jagung, perkebunan strategis seperti kelapa sawit, kakao dan pisang cavendish, serta perikanan dan peternakan yang dipengaruhi oleh risiko cuaca.
“Untuk mendorong produk asuransi ini dikenal para petani-petani kita di Sulawesi Selatan perlu penguatan literasi maupun inklusi keuangan tentunya,” katanya.
