REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Sebagai upaya pengembangan literasi dan inklusi keuangan (LIK) agar makin merata di daerah. Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) menyasar seluruh kelompok. Salah satunya santri-santri yang ada di pesantren.
Kepala OJK Sulselbar Darwisman mengungkapkan, dalam upaya memperkuat literasi dan inklusi keuangan ini pihaknya juga menyentuh pondok-pondok pesantren yang ada di wilayah Sulselbar. Apalagi, OJK memiliki progam khusus untuk itu melalui Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan (EPIKS).
“Progam EPIKS ini memang kita sasar ke pesantren dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah. Jadi bukan hanya layanan jasa keuangan sektor konvensional saja yang kita dorong, tetapi juga syariahnya,” ungkpanya, dalam keterangannya, kemarin.
Ia menambahkan, progam EPIKS di tahun ini dilaksanakan di dua kabupaten. Antara lain, Pesantren Darul Istiqomah, Kabupaten Maros, dan di Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung, Kabupaten Bone.
“Ini terus kami lakukan secara massif dengan cakupan sasaran pondok pesantren. Hal ini penting sebab upaya mendorong penguatan literasi dan inklusi keuangan juga perlu didorong ke kalangan generasi muda atau Gen-Z,” tegasnya.
Tak hanya EPIKS, program lainnya yang digagas OJK secara nasional dalam upaya peningkatan literasi keuangan sektor syariah yaitu Santri Cakap Literasi Keuangan Syariah (Sakinah) dan Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (SiCantik).
Menurut Darwisman, peningkatan literasi dan inklusi keuangan ini mulai didorong OJK setelah diterbitkannya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) Nomor 4 Tahun 2023. Dimana, di dalam regulasi tersebut memiliki fungsi tambahan di sektor jasa keuangan, yakni mengembangkan sektor jasa keuangan melalui upaya pemerataan dan percepatan literasi dan inklusi keuangan (LIK) di seluruh wilayah.
“Apa yang kami lakukan khususnya terkait literasi dan inklusi keuangan ini tidak terlepas dari fungsi OJK untuk melakukan pendalaman atau perluasan market (market development). Ini kami lakukan dengan strategi yang masif, merata dan terorkestrasi, dengan strategi kolaboratif, melakukan monitoring dan evaluasi, penguatan infrastruktur, dan melakukan pendekatan komunikatif,” jelasnya.
Hingga saat ini ada beberapa progam OJK dalam mengembangkan literasi dan inklusi keuangan secara menyeluruh. Antara lain, mengagas program Desaku Cakap Keuangan, Sobat Sikapi, dan Teaching Master Weekend,
Ada pula edukasi kegiatan UMKM Berdaya, Bundaku Cakap Keuangan, Warganet Cakap Keuangan, dan #Ngopi KUY yang memberikan edukasi kepada anggota PMI, kelompok disabilitas hingga kelompok petani dan nelayan.
“Pada edukasi tematik di sektor syariah OJK juga melaksanakan Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah (Gerak Syariah), Indonesia Sharia Financial Olympiad (ISFO) dan Literacy Award,” sebutnya.
Tak hanya itu, OJK juga mengagas Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda), Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR), Kredit/Pembiayaan Sektor Prioritas (K/PSP) Pertanian, Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI), hingga Bulan Inklusi Keuangan (BIK).
