PAM Tirta Karajae Parepare Antisipasi Dampak Kemarau, Siapkan Strategis Distribusi Bergilir

PAM Tirta Karajae Parepare Antisipasi Dampak Kemarau, Siapkan Strategis Distribusi Bergilir

REPUBLIKNEWS.CO.ID, PAREPARE — Perumda Air Minum (PAM) Tirta Karajae Kota Parepare akan mulai menerapkan sistem pendistribusian air baku secara bergilir kepada para pelanggan. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap berkurangnya debit air di Sungai Karajae, salah satu sumber utama air baku bagi PAM Tirta Karajae, selain dari sumur dalam.

Penurunan debit air ini disebabkan oleh musim kemarau yang sedang berlangsung. Akibatnya, beberapa wilayah di Kota Parepare, terutama di daerah yang dilayani oleh Instalasi Pengolahan Air (WTP) IPA Sungai Karajae yang terletak di Kecamatan Bacukiki, Bacukiki Barat, sebagian Ujung, dan sebagian Kecamatan Soreang, mengalami dampak langsung.

“Kami mengimbau kepada seluruh pelanggan untuk bijaksana dan hemat dalam menggunakan air PDAM. Kami juga menyarankan agar masyarakat mempersiapkan penampungan air,” kata Direktur PAM Tirta Karajae Parepare, Andi Firdaus Djollong, melalui Manajer Teknik dan Operasi, La Odi, Minggu, 18 Agustus 2024.

La Odi menjelaskan, distribusi air harus dilakukan secara bergilir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pelanggan. “Kami juga siap untuk menyuplai air menggunakan mobil tangki. Pelanggan dapat menghubungi layanan dan pengaduan PAM Tirta Karajae,” ujarnya.

Ia menambahkan, PAM Tirta Karajae telah mengambil langkah-langkah preventif, termasuk melakukan perbaikan pada bendung dan jaringan pipa di beberapa wilayah, dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi distribusi air dan mengurangi kebocoran yang selama ini menjadi masalah utama.

“Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tantangan kekeringan di Kota Parepare masih membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak. Kurangnya air baku akibat kemarau bukan hanya tanggung jawab PDAM, tetapi juga memerlukan kerja sama pemerintah daerah dan masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, La Odi menyoroti pentingnya solusi jangka panjang seperti pembangunan infrastruktur yang memadai, terutama perbaikan bendung yang rusak akibat banjir pada tahun 2022. Sampai sekarang, perbaikan tersebut belum dilakukan oleh Kementerian PUPR, khususnya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang. Pengelolaan sumber daya air yang lebih efektif juga menjadi sangat penting.

“Karena itu, kami berharap dengan perbaikan jaringan dan sistem pendistribusian yang lebih efisien serta pembangunan infrastruktur air yang memadai, masalah kekeringan dapat diatasi dan kebutuhan air bersih masyarakat dapat terpenuhi,” tutupnya. (*)