REPUBLIKNEWS.CO.ID, TAKALAR — Sintia (nama samaran) seorang pegawai PNM Mekaar Takalar yang diduga menjadi korban penghinaan Kepala Cabang PNM Mekaar Takalar, Nurjannah, mengalami pembobolan saldo tabungannya.
Kejadian ini setelah buku tabungannya disita oleh atasannya sebagai bentuk jaminan setelah dipaksa mencukupi sisa setoran pinjaman nasabah yang belum rampung.
“Terkuras sampai habis ki saldo yang ada di ATM ku setelah buku rekening ku disita sama ibu kepala cabang. Uang itu ditransfer ke sejumlah nomor rekening tanpa ada izin dari saya,” katanya, saat dikonfirmasi, Senin (27/03/2023).
Baca Juga : Pimpinan Tinggi Kanwil Kemenkumham Sulsel Pantau Layanan Kunjungan Lapas Takalar Pasca Idul Adha
Sintia mengaku, uang yang ada di tabungannya tersebut dikirim ke dua nomor rekening dengan jumlah berbeda. Pada nomor rekening pertama dengan nama rekening Nurwahidah ditransfer sebesar Rp950 ribu, selanjutnya pada transferan kedua, ditujukan ke pemilik rekening Afriani dengan jumlah transferan sebesar Rp3.350.000.
“Sejak buku rekening saya disita sama kepala cabang, saya tidak bisa mengakses aplikasi Brimo saya, itupun tidak ku tau mi sandinya. karena kemarin na reset ki pinnya,” terangnya.
Selain menyita buku tabungannya, smartphone milik Sintia juga ikut disita dengan alasan jaminan.
Baca Juga : Tak Capai Target Setoran, Atasan PNM Mekaar Takalar Diduga Minta Pegawai Jual Diri
Sebelumnya, seorang pegawai PNM Mekaar Cabang Takalar Sintia (nama samaran) diduga menjadi korban penghinaan hingga perlakuan kasar dari atasannya sendiri yang merupakan Kepala Cabang PNM Mekaar Takalar.
Penghinaan dan perlakuan kasar tersebut didapatkan lantaran Sintia diduga tidak mencapai target setoran dalam penagihan peminjaman nasabah. Pasalnya data laporan tersebut sudah rampung atau tagihan pinjaman nasabah sudah rampung, sementara faktanya banyak nasabah belum menyelesaikan tagihannya. Sehingga ia diminta untuk menutupi sisa tagihan dari nasabah.
Sintia yang merupakan warga asli Kabupaten Takalar ini mengaku kejadian tersebut terjadi pada Sabtu, 11 Maret 2023 sekitar pukul 00.30 Wita tepatnya didepan jalan masuk SMA Negeri 1 Takalar. Dimana waktu itu Kepala Cabang PNM Mekaar Takalar Nurjannah atau akrab disapa Ibu Anna menahan Sintia, saat itu ia memaksa dirinya (Sintia) untuk menyetor uang yang pinjaman nasabah sebesar Rp6 juta, sementara waktu itu nasabah yang ia tagih masih banyak yang belum membayar.
Baca Juga : Polisi Tangkap 7 Anggota Geng Motor di Takalar, Barang Bukti Busur dan Bom Molotov Siap Pakai
“Karena belum rampung tagihan pinjaman nasabahku, Ibu Anna marah. Disitu dia katai saya anjing, setan, bahkan saya diminta untuk melacurkan diri agar bisa mendapat uang untuk menutupi pinjaman nasabah yang setorannya tidak mencapai target,” katanya saat dikonfirmasi langsung, Minggu (26/03/2023).
Tak hanya itu aku Sintia, dirinya dipaksa untuk mendatangi rumah keluarganya dan meminjam uang ke keluarganya agar bisa merampungkan setorannya ke kantor malam itu juga.
“Selain na suruh ka jual diri, saya juga di suruh pergi ke rumahnya keluargaku pinjam uang, alasannya untuk menutupi kekurangan angsuran nasabah padahal saat itu sudah masuk waktu subuh,” jelasnya.
Baca Juga : Dua Guru dan Satu Siswa SD di Takalar Diseruduk Kerbau Saat Menuju Sekolah
Untuk menutupi kekurangan angsuran nasabah yang akan di setor ke kantornya, Sintia terpaksa menggunakan uang pribadinya sebesar Rp2 juta untuk menutupi pinjaman nasabah yang akan disetor.
“Malam itu saya harus setor ke kantor sekitar Rp6 juta, karena nasabah tidak ada yang membayar. Makanya saya pakai uang pribadiku, sisanya tinggal Rp4 juta itu belum ada,” sambungnya.
Meskipun dirinya sudah memberikan uang pribadinya, atasannya tetap meminta untuk merampungkan sisa setoran yang ada. Sehingga smartphone dan buku rekening Sintia pun disita secara paksa dengan alasan jaminan.
Baca Juga : Dua Guru dan Satu Siswa SD di Takalar Diseruduk Kerbau Saat Menuju Sekolah
“Bos ku tidak terima alasan, pokoknya harus rampung. Makanya buku tabungan dan handphoneku di ambil paksa sebagai jaminan,” ungkapnya.
Sintia mengaku, saat kejadian penghinaan dini hari itu ia bersama tiga rekan lainnya. Dua diantaranya adalah rekan sesama penagih, dan satunya lagi adalah Wakil Kepala Cabang PNM Mekaar Takalar.
“Ada tiga teman saya yang hadir pada saat saya di marah-marahi dan disuruh jual diri, dua orang sama dengan jabatan saya, dan yang satunya adalah wakil kepala cabang,” terang Sintia.
Baca Juga : Dua Guru dan Satu Siswa SD di Takalar Diseruduk Kerbau Saat Menuju Sekolah
Setelah kejadian tersebut, dirinya memilih tidak masuk kerja dan akan mengundurkan diri lantaran trauma.
Hingga berita ini di turunkan, Kepala Cabang PNM Mekaar Nurjannah dan Kepala Area Rara yang berusaha di konfirmasi via telepon dan WhatsApp, belum memberikan tanggapannya.
PNM Mekaar Takalar beroperasi di Dusun Pa’gannakkang, Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar. PNM Mekaar merupakan layanan permodalan berbasis kelompok yang diperuntukan bagi perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro, baik yang ingin memulai usaha maupun mengembangkan usaha.
Baca Juga : Dua Guru dan Satu Siswa SD di Takalar Diseruduk Kerbau Saat Menuju Sekolah
PT Permodalan Nasional Madani atau biasa disingkat menjadi PNM, adalah anak usaha BRI yang berbisnis di bidang pembiayaan mikro.